JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, berdasarkan hasil studi di Denmark dan Inggris, subvarian Omicron BA.2 lebih cepat menular dibandingkan subvarian BA.1.
"Replikasi BA.2 lebih cepat dibandingkan BA.1 pada sel epitel manusia sehingga lebih cepat menular," kata Nadia dalam diskusi secara virtual bertajuk "Omicron, Benarkah Tidak Berbahaya", Kamis (17/3/2022).
Nadia mengatakan, dari segi keparahan, jumlah pasien Covid-19 akibat penularan subvarian Omicron BA.2 yang dirawat di rumah sakit tidak jauh berbeda dari pasien Covid-19 dari penularan BA.1.
Baca juga: Waspadai Subvarian Omicron BA.2, Kemenkes: Kami Tidak Menakut-nakuti Masyarakat
Sementara, dari segi efikasi vaksin, ia mengatakan, BA.2 dapat mengurangi efektivitas vaksin Covid-19.
"Studi di Denmark, BA.2 memiliki karakteristik mengurangi efektivitas vaksin, tetapi tidak meningkatkan penularan pada individu yang sudah mendapatkan vaksinasi," ujarnya.
Nadia juga mengatakan, dari segi diagnosis, subvarian Omicron BA.2 bisa dideteksi dengan kit SNP (Single Nucleotide Polymorphism) dengan target del 69/70.
Baca juga: Kemenkes: 668 Kasus Covid-19 di Indonesia akibat Subvarian Omicron BA.2
Namun, BA.2 tidak dapat dideteksi melalui metode SGTF (S-Gene Target Failure) dengan target 69/70.
"Adapun gejala klinis dari pasien Covid-19 dari subvarian Omicron BA.2, tidak jauh berbeda dengan pasien Covid-19 dari BA.1," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.