Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter SU, Tersangka Teroris yang Tewas Ditembak Polisi dan Diduga Bagian dari Jamaah Islamiyah

Kompas.com - 12/03/2022, 09:07 WIB
Tatang Guritno,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri menembak mati seorang dokter berinisial SU yang diduga bagian dari kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).

SU ditembak sekitar pukul 21.00 WIB di Desa Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (9/3/2022).

Pihak kepolisian menyebutkan, penembakan mesti dilakukan untuk menahan SU yang hendak melarikan diri.

Baca juga: Polri: Dokter yang Ditangkap Densus 88 Sudah Tersangka, Bukan Terduga Teroris

Dua petugas Densus 88 Anti Teror disebut terluka karena SU berupaya menabrakkan mobil yang dikendarainya kepada petugas.

SU juga menabrak rumah warga di Kelurahan Sugihan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo.

Pihak keluarga berencana tempuh jalur hukum

Pihak keluarga tidak percaya SU terlibat dalam organisasi terorisme dan berencana untuk menempuh jalur hukum.

“Proses hukum sudah ada yang mendekati kami, cuma belum kami sampaikan pada pihak keluarga dan tidak etis kalau saat ini langsung berbicara hukum,” tutur perwakilan keluarga, Endo Sudarno, kepada Kompas.com, Kamis (10/3/2022).

“Sekali lagi pesan dari keluarga, keluarga sedikit pun tidak meyakini kalau SU itu terlibat kasus terorisme,” jelas dia.

Baca juga: Polri: Tindakan Densus 88 ke Tersangka Teroris SU Sudah Sesuai Prosedur

Endo menegaskan, pihaknya menyayangkan penembakan yang menyebabkan SU meninggal dunia.

Endo menilai, mestinya pihak kepolisian bisa melakukan upaya hukum yang bersifat melumpuhkan.

“Mestinya ada upaya paksa atau upaya hukum yang sifatnya melumpuhkan, bukan mematikan,” kata Endo.

SU disebut deputi dakwah dan nasihat JI

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat (Karo Penmas Divhumas) Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menuturkan sejumlah dugaan keterlibatan SU dalam kelompok terorisme JI.

SU diduga pernah menjabat sebagai deputi dakwah dan informasi, serta nasihat amir kelompok tersebut.

Baca juga: Tersangka Teroris Sukoharjo Dokter SU Punya Praktik Gratis, Tapi Tertutup dengan Warga

Ramadhan pun menyampaikan, SU diduga merupakan penanggung jawab organisasi sayap JI di bidang kemanusiaan, Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI).

HASI disebut sering merekrut dan mengirim anggota JI ke Suriah guna berperang dan mencari dana dari masyarakat untuk membiayai perjalanan itu.

SU seorang dokter umum

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo Arif Budi Satria mengungkapkan, SU adalah seorang dokter umum yang masih aktif menjalankan tugas.

Arif mengatakan, SU membuka praktik di dua tempat, yakni di rumahnya wilayah Gayam, Kecamatan Sukoharjo, dan Pondok Pesantren Ulul Albab.

Baca juga: Polisi: Dokter Terduga Teroris di Jateng Lawan Petugas dengan Tabrakkan Kendaraannya

Arif memaparkan, SU bergabung dengan IDI sejak lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

SU dikenal kerap memberi layanan pengobatan gratis untuk masyarakat.

“Beliau berpraktik untuk sosial, banyak yang digratiskan beliau. Kalau (pengobatan gratis) kegiatan sosial masing-masing pribadi. Kegiatan itu tidak dilaporkan ke kami,” kata Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com