Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosialisme di Indonesia

Kompas.com - 11/03/2022, 03:45 WIB
Monica Ayu Caesar Isabela,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sosialisme adalah ideologi, pandangan filsafat, dan tindakan politik di mana sistem sosial dan ekonomi ditandai dengan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi.

Sosialisme lahir sebagai respon atas berkembangnya kebebasan individu tanpa batas atas nama liberalisme. Sosialisme memandang liberalisme lebih mementingkan pemilik modal dan mengesampingkan kaum buruh.

Oleh karena itu, sosialisme berusaha mewujudkan kemakmuran bersama melalui usaha kolektif di bawah kendali dan campur tangan pemerintah. Dalam sosialisme, kebebasan individu dibatasi dan mengutamakan pemerataan kesejahteraan bersama.

Lahirnya Sosialisme di Indonesia

Sosialisme pertama kali masuk ke Indonesia melalui organisasi Indische Social-Democratische Vereeniging atau ISDV tahun 1914. ISDV merupakan persatuan sosial demokrat Hindia Belanda.

ISDV dibentuk atas dasar kegelisahan seorang sosialis Belanda tentang kondisi sosial politik Hindia Belanda kala itu. Sosialis tersebut bernama Josephus Franciscus Marie Sneevliet.

Cita-cita tentang kebebasan dan kemandirian yang dibawa oleh Sneevlit mendorong Sutan Sjahrir memilh sosialisme sebagai dasar atas partai politik yang kemudian dibentuknya.

Partai politik tersebut adalah Partai Sosialis Indonesia atau PSI. Sjahrir mendirikan PSI pada awal 1948.

Baca juga: Daftar 3 Negara yang Menganut Sistem Ekonomi Sosialis

Pemikiran Sosialisme di Indonesia

Dalam perkembangan perekonomian Indonesia, sosialisme mempengaruhi pemikiran ekonomi Indonesia. Salah satu tokohnya adalah Mohammad Hatta.

Hatta merujuk pada prinsip kemanusiaan sebagai sumber pemikiran tentang demokrasi ekonomi di Indonesia. Sutan Sjahrir ikut mendukung pemikiran ekonomi sosialis ini melalui PSI. 

Ekonomi sosialis terbagi dalam tiga cabang yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Dalam sosialisme, terdapat pembagian fungsi pekerjaan. Contohnya adalah profesi pengusaha tetap ada, tetapi pengusaha yang mencari keuntungan untuk dirinya sendiri sudah tidak ada lagi.

Dalam ranah politik, Pancasila yang diilhami oleh Soekarno sebagai dasar negara tidak terbantahkan mendapat pengaruh dari pandangan-pandangan sosialis. Soekarno dengan tegas membawa arah kemerdekaan Indonesia menuju sosialisme.

Sila kelima Pancasila mencerminkan persamaan kedudukan seluruh rakyat Indonesia. Sila kedua juga memberi karakter bangsa Indonesia yang adil dan beradab.

Sosialisme Indonesia hadir dalam upayanya menemukan jalan tengah antara kapitalisme dan sosialisme murni yang diajarkan oleh Marx. Sosialisme Indonesia menggabungkan tatanan berkeadilan dengan tatanan demokrasi dalam menjalankan ekonomi pasar dalam lingkup ke-Indonesia-an.

Baca juga: Sosialisme bagi Mereka yang Kaya dan Kapitalisme bagi Mereka yang Miskin

Sosialisme Indonesia juga merupakan antitesis terhadap masyarakat yang menciptakan kesenjangan sosial, kemiskinan, kobodohan, dan keterbelakangan.

Sosialisme dalam UUD 1945

Sosialisme Indonesia dihidupkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang tertuang dalam pasal 27 ayat 2, pasal 33, dan pasal 34. Pasal tersebut mewujudkan negara kesejahteraan yang berlandaskan kesetaraan.

Kesetaraan yang dimaksud adalah kesetaraan dalam akses dan peluang akan sumber daya sosial, ekonomi, politik, dan budaya tanpa membedakan ras, golongan, atau gender.

Salah satu wujud nyata yang terus langgeng hingga kini adalah hadirnya koperasi. Koperasi dibangun atas asas kekeluargaan dan kerja sama kolektif. Semangat kolektivisme koperasi bergerak atas dasar kemakmuran rakyat yang bebas dari paksaan dan penindasan.

Sosialisme memang diterapkan dalam beberapa aspek kehidupan bernegara. Akan tetapi, dalam prakteknya Indonesia tidak dapat dikatakan penganut sosialisme seutuhnya atau sosialisme murni. 

 

Referensi

  • Abdulgani, Roeslan. 1964. Sosialisme Indonesia. Jakarta: Jajasan Prapantja
  • Newman, Michael. 2020. Sosialisme: Sebuah Pengantar Singkat. Yogyakarta: IRCISOD
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Nasional
Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

Nasional
KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

Nasional
Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

Nasional
Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

Nasional
Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Nasional
KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

Nasional
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Megawati Kirim 'Amicus Curiae' ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

Megawati Kirim "Amicus Curiae" ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

Nasional
KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

Nasional
Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

Nasional
Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

Nasional
Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

Nasional
Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com