Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Anggap Jokowi dan Mahfud Belum Menjawab Kecemasan Masyarakat Soal Wacana Penundaan Pemilu

Kompas.com - 09/03/2022, 19:15 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Benny K Harman menilai Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD belum menjawab kecemasan masyarakat terkait wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Hal itu disampaikan Benny dalam diskusi virtual Parasyndicate bertajuk “Tunda Pemilu vs Tunda IKN Rakyat Pilih Mana?” yang diselenggarakan, Rabu (9/3/2022).

“Ada ketidaktegasan sikap Presiden dan Menko Polhukam. Jadi sampai saat ini isu (penundaan pemilu) masih menjadi isu yang mencemaskan rakyat,” sebut Benny.

“Tidak bisa Presiden mengatakan ini wacana publik, hak masyarakat menyampaikan pandangan, dan di lain pihak Presiden juga mengatakan tetap patuh pada konstitusi,” jelas dia.

Baca juga: Drone Emprit: Di Twitter Netizen Kompak, Belum Ada Klaster Pro Mendukung Perpanjangan Masa Jabatan Presiden

Benny menyebut wacana penundaan pemilu bukan wacana biasa yang otomatis muncul ke permukaan. Wacana ini, menurut dia, justru muncul dari pihak-pihak yang berada di lingkar kekuasaan Jokowi.

“Karena yang menyampaikan (wacana) adalah para pembantu Presiden,” kata dia.

Dalam pandangannya, para pembantu Jokowi yang melontarkan wacana itu adalah Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto yang juga duduk sebagai Ketua Umum Partai Golkar, serta ketua umum partai politik (parpol) yang menjadi bagian dari koalisi pemerintah.

Tercatat wacana penundaan pemilu juga disampaikan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

“Jadi ini bukan wacana biasa tapi pantulan kehendak yang begitu kuat sebetulnya bagi sekelompok orang, termasuk mungkin Pak Jokowi sendiri yang punya keinginan mempertahankan kekuasaan sampai 2027 dengan menunda pemilu,” imbuhnya.

Baca juga: Jimly Asshiddiqie Sebut Perpanjangan Masa Jabatan Merusak Demokrasi dan Jerumuskan Presiden

Diketahui Jokowi merespon wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Ia menegaskan akan tetap patuh pada konstitusi. Namun Jokowi menuturkan bahwa semua pihak boleh menunculkan wacana tersebut.

“Siapapun boleh-boleh saja mengusulkan wacana penundaan pemilu, dan perpanjangan masa jabatan presiden, menteri atau partai politik, karena ini kan demokrasi. Bebas aja berpendapat. Tetapi kalau sudah pada pelaksanaan semuanya harus tunduk dan taat pada konstitusi,” terangnya, Jumat (4/3/2022) di Istana Bogor, Jawa Barat.

Senada dengan Jokowi, Mahfud menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah membahas penundaan pemilu.

Ia mengungkapkan dalam dua kali rapat kabinet Jokowi justru berpesan padanya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Budi Gunawan untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan aman dan lancar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com