Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Diminta Tak Abai Prokes Hanya karena Lihat Data Penyebaran Covid-19 Rendah

Kompas.com - 09/03/2022, 15:40 WIB
Tatang Guritno,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, meminta masyarakat tidak abai protokol kesehatan (prokes) meski data penyebaran Covid-19 di wilayahnya rendah.

Dalam pandangan Trubus, data tiap-tiap daerah terkait penyebaran Covid-19 maupun bed cccupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian di rumah sakit tidak bisa sepenuhnya dijadikan acuan. Sebab masyarakat sudah banyak yang enggan melakukan testing jika mengalami gejala Covid-19.

“Sejak awal saya mengusulkan mestinya tes antigen maupun PCR itu digratiskan. Supaya masyarakat patuh. Kalau dibebankan ke masyarakat terus akhirnya ya masyarakat antipati,” ucap Trubus, Rabu (9/3/2022).

Baca juga: Penyebaran Covid-19 Tinggi, Perhimpunan Guru: Jabodetabek Sudah Seharusnya Setop PTM 100 Persen

Trubus mencontohkannya kondisi di wilayah DIY dan DKI Jakarta. Saat ini DIY menerapakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4, sedangkan DKI Jakarta diturunkan statusnya ke level 2.

Ia mengemukakan, kondisi penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta bisa saja lebih tinggi ketimbang di DIY. Namun, hal itu tidak tampak karena masyarakat memilih untuk langsung mengobati dan melakukan isolasi mandiri ketika merasakan gejala Covid-19.

“Masyarakat DKI Jakarta sudah malas (testing) atau ke rumah sakit. Orang kalau meriang sudah langsung di rumah aja. Jadi terkesan (penyebaran Covid-19) di Jakarta rendah,” paparnya.

Trubus menyampaikan kondisi ini yang mestinya dilihat pemerintah jika menghilangkan hasil tes antigen dan PCR negatif untuk pelaku perjalanan domestik.

Ia mengapresiasi pemerintah telah memberlakukan kebijakan itu, namun mestinya jumlah testing di masyarakat terus dilakukan dengan metode surveilans dan gratis.

“Ya jadi testing lebih baik dilakukan untuk surveilans saja tapi gratis, sehingga ada kepatuhan masyarakat di situ,” imbuhnya.

Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 15 Tahun 2022, wilayah DKI Jakarta berstatus PPKM Level 2. Kebijakan itu diterapkan sejak 8 Maret sampai 14 Maret 2022.

Wilayah DKI Jakarta mengalami penurunan level PPKM setelah sebelumnya berstatus level 3 karena maraknya penyebaran Covid-19 varian Omicron.

Di sisi lain status PPKM di DIY meningkat dari level 3 ke level 4. Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan peningkatan status itu terjadi karena terdapat penambahan jumlah kasus positif harian dan presentase BOR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com