Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggan Komentari Isu "Reshuffle" Akhir Maret, Nasdem: Itu Kewenangan Presiden

Kompas.com - 08/03/2022, 18:34 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem mengaku tidak mengetahui bergulirnya isu perombakan atau reshuffle kabinet akan direalisasikan pada akhir Maret 2022.

Sebagai partai koalisi pemerintahan, Nasdem pun menegaskan tidak pernah mendapatkan informasi dari Presiden Joko Widodo terkait reshuffle.

Pasalnya, Nasdem menilai reshuffle adalah sepenuhnya merupakan kewenangan dari presiden yang tak bisa diganggu gugat.

"Enggak tahu kami. Karena reshuffle itu kan kewenangan Presiden. Terus kemudian yang tahu itu ya Presiden sendiri. Bagaimana mungkin kalau ada partai politik lebih tahu dari Presiden sendiri kan?," kata Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/3/2022).

Baca juga: Zulkifli Hasan Bantah Bertemu Jokowi Bahas Reshuffle Kabinet

Hal tersebut disampaikan Ali merespons kabar yang dimunculkan oleh politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luqman Hakim yang mengaku mendapat informasi Presiden Jokowi akan merombak kabinet akhir Maret 2022.

Ali melanjutkan, Nasdem sendiri hingga kini enggan ikut campur kewenangan Presiden dalam memimpin negara termasuk menata kabinet pemerintahan.

"Kita memang tidak akan pernah. Dilarang untuk berbicara hal yang melampaui kewenangan kita. Jadi hendaknya kita semua menahan. Kita bicara dengan batasan-batasan yang kita miliki. Presiden itu kan punya hak prerogatif," ujarnya.

Oleh karena itu, Ali menilai bahwa isu perombakan kabinet akhir Maret 2022 masih sekadar spekulasi yang dimunculkan pihak-pihak tertentu.

Hanya saja, dirinya mengkhawatirkan spekulasi tersebut akan semakin liar di masyarakat. Ia menyadari bahwa spekulasi adanya reshuffle akhir Maret adalah untuk mengakomodasi Partai Amanat Nasional (PAN) duduk di kursi kabinet.

Spekulasi itu, kata dia, muncul setelah kabar bahwa Ketum PAN Zulkifli Hasan bertemu Presiden Jokowi pekan lalu membahas perombakan kabinet.

"Kan spekulasi masyarakat semakin liar. Jangan-jangan kemarin PAN bicara ini karena begini begitu, disuruh untuk kemudian dapat jatah begitu kan?," tutur dia.

Untuk itu, Ali mengimbau semua pihak termasuk elite partai politik menahan diri berbicara dalam porsinya masing-masing.

Dalam hal ini, lanjutnya, porsi partai politik adalah bukan dalam kewenangan berkomentar mengenai reshuffle.

"Kalau kemudian terjadi reshuffle, presiden itu tidak punya kewajiban untuk melaporkan kepada partai partai politik. Karena dia sudah diberi mandat penuh untuk memimpin pemerintahan termasuk menata kabinet," ujarnya.

"Jadi, enggak usah lah kita masuk di ruang-ruang itu. Jangan buat orang banyak berspekulasi. Kita tidak perlu masuk di hal-hal yang bukan hak kita," pungkas Ali.

Sebelumnya, politisi PKB Luqman Hakim mengaku mendapat informasi bahwa Presiden Jokowi akan merombak kabinet pada akhir Maret.

Baca juga: Politisi PKB: Infonya Reshuffle Akhir Maret, PAN Dapat 1 Kursi Menteri dan Wamen

Luqman menuturkan, dalam reshuffle nanti PAN akan mendapat jatah satu kursi menteri dan satu kursi wakil menteri.

"Kalau kabar-kabar warung kopi begitu, infonya akhir Maret ini. PAN dapat satu menteri plus satu wamen," kata Luqman kepada wartawan, Selasa.

Di samping itu, ia juga menyebutkan, ada partai politik yang tergabung dalam koalisi bakal dikurangi kursi menterinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com