JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Demokrat Aliyah Mustika Ilham menilai kebijakan pemerintah menghapus syarat tes Covid-19, belum berarti pandemi akan segera berakhir.
Sebab, belum ada pernyataan resmi dari WHO hingga kini terkait prediksi pandemi berubah menjadi endemi.
Aliyah menduga pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut untuk mengatasi persoalan ekonomi.
"Secara tidak langsung memang memulihkan ekonomi. Kebijakan ini karena kebutuhan ekonomi. Jadi ya harus dimaklumi lah. Karena ekonomi juga anjlok loh," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (8/3/2022).
Di sisi lain, Aliyah melihat kebijakan tanpa tes Covid-19 sebagai syarat pelaku perjalanan juga sudah diterapkan di beberapa negara lainnya.
Negara-negara tersebut, kata dia, juga membuat kebijakan menghapus tes Covid-19 sebagai syarat perjalanan lantaran alasan ekonomi.
"Kita juga harus melihat dari segi perekonomian, dan memang dalam masa pandemi ini harus kita akui keterpurukan ekonomi memang sangat sangat miris," imbuh Aliyah.
Aliyah mengaku setuju dengan kebijakan pemerintah menghapus syarat tes Covid-19 bagi pelaku perjalanan domestik. Hanya saja, perlu diawasi dalam pelaksanaannya.
Baca juga: Masuk Arab Saudi Tak Perlu Karantina dan PCR, Dubes RI: Peluang Pelaksanaan Haji 2022
Dia menyarankan beberapa hal agar kasus Covid-19 tidak kembali melonjak, jika tidak ada lagi syarat tes bagi pelaku perjalanan domestik.
Pertama, masyarakat atau pelaku perjalanan tetap menerapkan protokol kesehatan, yakni penggunaan masker dan mencuci tangan.
Kemudian, harus diperhatikan bahwa mereka yang tidak perlu tes Covid-19 adalah mereka yang sudah divaksinasi dosis dua.
"Artinya harus menjadi perhatian bahwa kalau ada orang atau beberapa orang yang punya Komorbid dan tidak melakukan vaksinasi, itu yang tetap harus jadi persyaratan melakukan tes PCR atau antigen untuk perjalanan," ucap dia.
Diketahui, pemerintah telah menghapus syarat tes Covid-19 bagi pelaku perjalanan domestik. Namun dengan syarat, pelaku perjalanan sudah melakukan vaksinasi sebanyak dua dosis.
Menurut ahli epidemiologi Indonesia dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, vaksinasi tidak dapat menggantikan fungsi testing Covid-19.
“Dunia sudah memiliki vaksin (Covid-19), tapi itu tidak berarti kita berhenti dalam upaya untuk melihat di mana virus itu berada sehingga kita dapat beradaptasi dengan cepat jika dan ketika varian atau gelombang baru merebak,” jelasnya pada Kompas.com, Senin (7/3/2022).
Menurut Dicky, testing Covid-19 penting tetap dilakukan untuk melihat kondisi penyebaran virus corona.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.