"Kalau kemudian kekuatannya tidak terkonsolidasi merata, ini bisa menjadi akhir dari kekuatan Muhammadiyah di Senayan," kata dia.
Dengan kondisi yang demikian, ketiga partai berharap penundaan pemilu menjadi game changer yang mengubah situasi politik ke depan.
Ketua umum ketiga partai berharap punya waktu lebih lama untuk mengonsolidasikan kekuatan politik di 2024 jika wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden terealisasi.
"Sehingga kemudian opsi-opsi koalisi yang lebih memungkinkan untuk menang itu lebih terbuka," kata Khoirul.
Presiden Jokowi sendiri telah angkat bicara terkait wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden yang turut menyeret namanya.
Jokowi menyatakan bakal patuh pada konstitusi atau Undang-Undang Dasar 1945.
"Kita bukan hanya taat dan tunduk, tetapi juga patuh pada konstitusi," kata Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/3/2022), dilansir dari Kompas.id edisi Sabtu (5/3/2022).
Baca juga: Yusril: Sesuai Pandangan Jokowi, Usul Penundaan Pemilu Tak Bisa Terlaksana, kecuali...
Namun demikian, Jokowi menyatakan, wacana penundaan pemilu tidak bisa dilarang. Sebab, hal itu bagian dari demokrasi.
Meski begitu, presiden menegaskan bakal tunduk dan patuh pada konstitusi yang mengatur penyelenggaraan pemilu 5 tahun sekali dan masa jabatan presiden maksimal 2 periode.
"Siapa pun boleh-boleh saja mengusulkan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden, menteri atau partai politik, karena ini kan demokrasi. Bebas aja berpendapat. Tetapi, kalau sudah pada pelaksanaan semuanya harus tunduk dan taat pada konstitusi," kata dia.
Sikap Jokowi ini pun dinilai tidak tegas dan tak menjawab kegaduhan yang belakangan timbul.
Pada 2019 lalu, Jokowi merespons dengan keras wacana perpanjangan jabatan presiden. Ia menyebut bahwa isu tersebut seperti menampar mukanya.
"Kalau ada yang usulkan itu, ada tiga (motif) menurut saya, ingin menampar muka saya, ingin cari muka, atau ingin menjerumuskan. Itu saja," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, 2 Desember 2019.
Jokowi juga bersuara lantang saat merespons isu perpanjangan masa jabatan presiden yang kembali muncul pada Maret 2021. Ia menegaskan tidak berniat dan tak punya minat untuk menjabat selama tiga periode.
"Saya tegaskan, saya tidak ada niat. Tidak ada juga berminat menjadi presiden tiga periode," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (15/3/2021).
Sikap ini, kata dia, tidak akan pernah berubah. Sebagaimana bunyi konstitusi, masa jabatan presiden dibatasi sebanyak dua periode.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.