Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Partai Koalisi Gulirkan Penundaan Pemilu 2024, Strategi "Buying Time" sampai soal Kursi Menteri?

Kompas.com - 07/03/2022, 09:43 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Khoirul mencontohkan, bursa pilpres saat ini menunjukkan bahwa elite partai politik yang memiliki elektabilitas memadai hanya Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Agus Harimurti Yudhoyono.

Sementara, elektabilitas elite parpol lainnya seperti Muhaimin, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani masih berkisar di angka 1 persen.

Di sisi lain, tokoh-tokoh yang unggul di bursa pilpres justru bukan elite parpol, sebut saja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Artinya, upaya pengunduran pemilu ini adalah strategi mengulur waktu agar elektabilitas tokoh-tokoh pejabat publik non-parpol mengempis seiring berakhirnya periode kepemimpinam mereka, sembari berharap para tokoh parpol dengan elektabilitas rendah bisa menaikkan elektabilitasnya masing-masing," ujarnya.

Baca juga: Sebut Usul Penundaan Pemilu Bagian Demokrasi, Jokowi Dinilai Tak Menolak jika Masa Jabatan Presiden Diperpanjang

Belum lagi, kata Khoirul, kepemimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat ini seakan menantang Muhaimin untuk membuktikan kemampuannya mengonsolidasikan kekuatan Nahdliyin. Padahal, basis pemilih loyal PKB adalah kelompok Nahdliyin itu sendiri.

Jika Muhaimin tidak berhasil mengamankan posisinya di Pilpres 2024, bukan tidak mungkin posisinya akan tergantikan di regenerasi PKB berikutnya.

"Cak Imin itu posisinya agak kritikal, dalam arti posisi dia dengan PBNU saat ini komunikasinya gapnya agak serius," kata dia.

Selain itu, lanjut Khoirul, jika Pemilu 2024 betul-betul ditunda, Muhaimin akan punya lebih banyak waktu untuk menyiapkan dana dalam mengikuti kontestasi pemilihan presiden.

“Dengan mengulur 2 tahun, Cak Imin tampaknya berharap bantuan dana politik dari sektor private atau pelaku usaha bisa lebih terkonsolidasi, seiring dengan membaiknya situasi pandemi dan pemulihan ekonomi," tuturnya

Kekhawatiran serupa juga dialami oleh Partai Golkar. Menurut Khoirul, keterlibatan Airlangga dalam menggulirkan wacana perpanjangan masa jabatan presiden adalah untuk mengulur waktu menuju Pilpres 2024.

Baca juga: Airlangga Tampung Aspirasi Petani yang Ingin Jokowi Tiga Periode

Sebab, Golkar sejak lama sangat ingin kadernya tampil di panggung Pilpres. Sementara, sebagai ketua umum, elektabilitas Airlangga masih di kisaran 1 persen.

"Kalau mungkin Airlangga ingin menjadi capres tapi ternyata enggak mampu mewujudkan itu, bisa saja kemudian Airlangga akan terdegradasi juga karena kelompoknya Bambang Soesatyo (Wakil Ketua Umum Golkar) sudah menunggu momentum," kata Khoirul.

Incar kursi menteri

Lain lagi dengan PAN. Menurut Khoirul, keterlibatan Zulkifli Hasan dalam meramaikan isu penundaan pemilu adalah demi mendapatkan kursi di pemerintahan.

Sebab, PAN sudah sejak lama menyatakan bergabung dengan koalisi Jokowi. Tapi, hingga saat ini tak satu pun jabatan di kabinet diberikan untuk partai "matahari putih" itu.

"PAN posisinya agak desperate, dia sudah kena prank berkali-kali dan ini sudah menyatakan koalisi cukup lama, tapi sampai hari ini pun belum mendapatkan posisi apa pun," kata Khoirul saat dihubungi, Senin (7/3/2022).

Baca juga: Ketum PAN Setuju Pemilu Perlu Dipertimbangkan untuk Diundur

Selain mengincar kursi di pemerintahan, lanjut Khoirul, isu penundaan pemilu digulirkan PAN juga untuk menyiapkan logistik di 2024 mendatang

Apalagi, suara Muhammadiyah di Pemilu 2024 terancam pecah. Sebab, selain PAN, kini muncul Partai Ummat bentukan Amien Rais dan Partai Pelita yang didirikan Din Syamsuddin.

Jika kedua partai baru itu dapat mencuri 1-2 persen suara PAN di pemilu, kata Khoirul, ini menjadi ancaman serius terhadap eksistensi kekuatan politik Muhammadiyah di 2024.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com