JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo menyebutkan, sanksi Barat terhadap Rusia berpotensi akan berdampak pada pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan suku cadang TNI AU buatan negara berlambang elang berkepala dua itu.
Menurutnya, kekhawatiran yang dirasakan TNI AU juga kemungkinan dialami pula oleh negara-negara lain.
“Tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi, tidak saja peralatan yang berasal dari sana, saya rasa seluruh dunia sedang mencermati, sedikit banyak pasti ada perubahan-perubahan,” kata Fadjar kepada awak media dalam Rapim TNI AU Tahun 2022 di Mabesau, Jakarta, Jumat (4/3/2022).
Meski demikian, pihaknya bisa sedikit bernapas lega lantaran pemeliharaan alutsista dan suku cadang yang telah dilakukan TNI AU diproyeksikan untuk jangka panjang.
“Ini kita lakukan tidak jangka pendek. Jadi beberapa suku cadang sudah kita beli dari beberapa waktu yang lalu,” terang dia.
Di sisi lain, Fadjar memastikan bahwa pihaknya akan terus mencermati konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
“Untuk ke depan kita sama-sama mencermati keadaan,” imbuh dia.
Diberitakan, Jerman dan sekutu Baratnya sepakat untuk menghentikan Rusia dari sistem pembayaran global SWIFT.
Baca juga: Kontrak Rusia dengan Formula 1 Diputus, Tidak Ada Lagi Balapan
Ini disampaikan juru bicara pemerintah Jerman pada Sabtu (26/2/2022), dalam paket sanksi ketiga yang bertujuan menghentikan invasi Rusia ke Ukraina.
Dilansir Reuters, sanksi yang disepakati dengan Amerika Serikat, Prancis, Kanada, Italia, Inggris Raya dan Komisi Eropa.
Mereka juga akan membatasi kemampuan bank sentral Rusia untuk mendukung rubel.
Hal itu akan mengakhiri "paspor emas" untuk orang kaya Rusia dan keluarga mereka.
Baca juga: Giliran IKEA dan H&M Hentikan Operasional di Rusia dan Belarusia
Ini juga akan menargetkan individu dan institusi di Rusia dan di tempat lain yang mendukung perang melawan Ukraina, kata juru bicara itu.
"Negara-negara tersebut menekankan kesediaan mereka untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika Rusia tidak mengakhiri serangannya terhadap Ukraina dan dengan demikian terhadap tatanan perdamaian Eropa," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.