Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Tahun Pandemi dan Langkah Pemerintah Menuju Masa Transisi

Kompas.com - 04/03/2022, 06:44 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menyatakan tengah menyiapkan peta jalan (roadmap) masa transisi pandemi menuju endemi Covid-19. Niat itu disampaikan dalam masa pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua.

Indonesia melaporkan kasus pertama Covid-19 pada 2 Maret 2020 lalu. Sampai saat ini beragam langkah ditempuh untuk menghadapi penyebaran Covid-19.

Langkah menyiapkan peta jalan menuju masa transisi itu diambil Pemerintah di tengah keputusan sejumlah negara untuk mencabut sejumlah pembatasan di tengah kondisi pandemi.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, peta jalan itu sudah dibahas dalam rapat bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pemerintah telah mempersiapkan roadmap transisi dari pandemi menuju endemi. Selain disiapkan terkait prekondisi kesehatannya, kita siapkan juga terkait pelayanan kesehatan," ujar Airlangga dilansir dari siaran pers di laman resmi Kemenko Perekonomian, Rabu (2/3/2022) lalu.

Baca juga: UPDATE 3 Maret: Ada 531.696 Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia

Akan tetapi, salah satu poin yang menjadi sorotan Airlangga adalah tentang kegiatan perekonomian. Pandemi memang membuat perekonomian di dunia, termasuk Indonesia, lesu.

"Namun kegiatan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi perlu terus kita dorong karena momentum kita untuk tumbuh lebih tinggi ada di 2022," lanjutnya.

Menurut Airlangga, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023 lebih rendah dari 2022. Dia mengatakan, tahun ini adalah saat yang tepat bagi Indonesia untuk mendorong dan memaksimalkan pertumbuhan ekonomi.

Airlangga mengatakan, tahun ini pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2 persen. Namun, menurut dia hal itu bisa terpenuhi jika penanganan Covid-19 berjalan dengan baik.

Secara terpisah, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo mengatakan, Presiden Jokowi meminta supaya tidak tergesa-gesa memutuskan status pandemi Covid-19 menjadi endemi. Menurut dia Jokowi meminta supaya seluruh keputusan terkait perkembangan kondisi Covid-19 didasarkan pada data sains dan perhitungan yang matang.

Baca juga: 5 Pelajaran Berharga Dari 2 Tahun Pandemi Covid-19

"Presiden tidak mau kita sampai kembali ke situasi pada awal pandemi," ujar Abraham melalui siaran pers.

Abraham mengatakan, pemerintah terus memantau secara rinci perkembangan Covid-19 di Indonesia maupun di negara lain. Selain itu, kata dia, pemerintah juga melibatkan para pakar dalam mengambil setiap kebijakan terutama dalam penentuan status pandemi.

Menurut Abraham, jika dari data-data ilmiah dan analisa pakar menunjukan kondisi terus membaik, maka relaksasi juga akan semakin dibuka.

Secara terpisah, epidemiolog Dicky Budiman berharap pemerintah tidak terburu-buru melakukan pelonggaran-pelonggaran protokol kesehatan atau mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi.

Menurut Dicky, keputusan pelonggaran pembatasan harus diambil sesuai dengan panduan ilmu pengetahuan.

"Dorongan pelonggaran-pelonggaran harus dilakukan secara terukur, sistematis, dan berbasis ilmu pengetahuan. Bukan hanya karena dorongan sosial, ekonomi, dan politik," ujar Dicky kepada Kompas.com, Selasa (1/3/2022) lalu.

Baca juga: Tepat Dua Tahun Pandemi Covid-19, Ini Tiga Skenario Indonesia di Mata Epidemiolog

Menurut Dicky, di tengah dorongan banyak sektor, pemerintah dan masyarakat harus menyadari pemulihan itu harus dilakukan secara bertahap. Sebab menurut dia jika hal itu tidak dilakukan, maka Indonesia bisa terperosok ke dalam situasi penyebaran virus itu tidak terkendali dan akan membuat masalah.

"Karena situasinya belum selesai, masa kritisnya belum selesai. Masih cukup signifikan jumlah populasi kita yang rawan dari potensi terinfkesi kemudian mengalami keparahan atau bahkan fatalitas atau kematian," ucap Dicky.

(Penulis: Dian Erika Nugraheny/Editor: Krisiandi)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com