Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PDI-P Sebut Kepuasan Publik Jangan Jadi Alasan Perpanjang Masa Jabatan Jokowi

Kompas.com - 03/03/2022, 20:45 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan, tingginya angka kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo semestinya tidak menjadi alasan untuk memperpanjang masa jabatan Presiden RI ketujuh itu.

Menurut Hasto, tingginya angka kepuasan terhadap Jokowi itu justru harus menjadi panduan bagi pemerintahan yang akan datang untuk melanjutkan terobosan yang telah diwariskan oleh Jokowi.

"Respons dari hal itu bukanlah seharusnya pada upaya memperpanjang tetapi bagaimana ini menjadi basic policy, jadi guideline yang dilanjutkan oleh pemerintah yang akan datang," kata Hasto dalam acara rilis survei Lembaga Survei Indonesia, Kamis (3/3/2022).

Baca juga: Jokowi Didorong Kembali Tegaskan Sikapnya soal Wacana Perpanjangan Masa Jabatan Presiden

Hasto berpendapat, kelangsungan bernegara semestinya mengambil hal-hal yang positif dari kepemimpinan sebelumnya.

Ia pun mengingatkan, hasil survei LSI menunjukkan bahwa mayoritas publik menolak wacana menunda pemilu. Termasuk mereka yang mengaku puas dengan kinerja Jokowi.

"Suara rakyat dari seluruh segmen pemilih yang menunjukkan suatu sikapnya bahwa Pak Jokowi memang hebat tapi jangan ini kemudian dimaknakan kepada penundaan pemilu," ujar Hasto.

Ia mengatakan, pelaksanaan Pemilu 2024 dengan lebih demokratis, damai, dan efektif justru akan menjadi warisan pemerintahan Jokowi.

Hasto pun mengingatkan bahwa Jokowi pun telah menolak ide perpanjangan masa jabatan presiden menjadi maksimal tiga periode.

Ia mengungkit pernyataan Jokowi yang pernah menyebut bahwa pihak yang mengusulkan perpanjangan masa jabatan sudah menampar wajahnya, cari muka, dan ingin menjerumuskan.

"Kami tegaskan bahwa sikap PDI Perjuangan ini senapas dengan sikap Presiden Jokowi karena di dalam kultur kepemimpinan kita, seorang pemimpin itu kan diukur juga dari konsistensi dalam sikapnya," kata Hasto.

Hasil survei yang diselenggarakan Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan, mayoritas responden menyatakan puas atas kinerja Jokowi.

"Survei kali ini pada Februari 2022 menemukan bahwa tingkat kepuasan terhadap Presiden ada di angka 66,3 persen, masih bagus. Jadi mayoritas masyarakat menyatakan puas atas kinerja Pak Jokowi sebagai presiden," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, Kamis.

Namun, angka kepuasan publik tersebut dinilai tidak bisa dijadikan alasan untuk menunda pemilu dan memperpanjang masa jabatan Jokowi karena mayoritas responden yang puas dengan kinerja Jokowi pun menolak wacana tersebut.

Baca juga: Isu Penundaan Pemilu dan Perpanjangan Masa Jabatan Presiden, Siapa Berkepentingan?

Survei menunjukkan, dari kelompok yang puas dengan kinerja Jokowi, terdapat 56,9 persen responden yang meminta Pemilu 2024 tetap dilaksanakan, sedangkan 34,2 persen meminta pemilu ditunda dan 8,9 persen tidak menjawab.

Sementara, dari kelompok yang tidak puas dengan kinerja Jokowi, 82,3 persen responden meminta Pemilu 2024 tetap dilaksanakan, 12,8 persen responden meminta pemilu ditunda, dan 4,9 persen tidak menjawab.

"Poinnya adalah, di sini bahkan orang yang puas kepada presiden pun mayoritas menolak untuk menunda pemilu, mayoritas tetap ingin pemilu dilaksanakan walaupun kondisi pandemi," kata Djayadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com