Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puan Minta Pemerintah Selesaikan Masalah Harga Kedelai Sebelum Ramadan

Kompas.com - 02/03/2022, 21:52 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Puan Maharani meminta pemerintah segera menyelesaikan masalah terkait kenaikan harga kedelai yang tengah dikeluhkan masyarakat, utamanya pedagang di pasar.

Dia juga mengungkapkan tenggat waktu yang diharapkan yaitu pemerintah dapat menyelesaikan harga kedelai sebelum bulan Ramadan atau bulan puasa.

"Kita minta agar sebelum Ramadan, masalah kedelai ini harus sudah bisa diselesaikan," kata Puan dalam keterangannya, Rabu (2/3/2022).

Baca juga: Soal Kedelai Lokal, Petani Minta Pengendalian Impor dan Jaminan Harga

Adapun hal tersebut disampaikannya ketika berkunjung ke Kampung Sukomanunggal, tempat para pengrajin tempe di Surabaya, Jawa Timur.

Di desa tersebut, terdapat paguyuban yang terdiri dari beberapa pengrajin tempe, tempe gembos dan tahu.

Ketika berdialog dengan salah satu pengrajin tempe dan tahu, Puan menerima keluhan kenaikan harga kedelai. Sehingga, naiknya harga kedelai dinilai berdampak terhadap produksi tempe dan tahu.

"Kedelai naik dari harga Rp 8.000 menjadi Rp 11.500 per kilogram. Lumayan berat bu,” kata salah satu pengrajin tempe di Kampung Sukomanunggal.

Baca juga: Puncak Panen Kedelai Diprediksi Bulan Mei-Juni, akankah Harga Kedelai Kembali Normal?

Kepada Puan, pengrajin itu mengatakan bahwa mereka menyiasati dengan mengecilkan bentuk tempe dan tahu. Sebab, jika terlalu menaikkan harga jual, dikhawatirkan berdampak terhadap pembelian masyarakat.

Menanggapi hal itu, Puan menuturkan bahwa kelangkaan kedelai sudah diprediksi dari pertengahan 2020. Hal tersebut dikarenakan adanya perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok.

Menurut Puan, ada berbagai antisipasi yang bisa dilakukan negara sejak awal. Salah satunya komunikasi dengan beberapa negara penghasil kedelai.

"Indonesia dapat berkomunikasi dengan beberapa negara penghasil kedelai selain AS. Contohnya Brazil atau Argentina," jelasnya.

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Dosen IPB Beri 7 Solusi

Ketua DPP PDI-P itu menambahkan, pemerintah juga perlu menguatkan koordinasi antar Kementerian. Misalnya, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian diminta untuk gotong royong untuk menyesuaikan pasokan dan off taker kedelai lokal.

Ia juga berpandangan, seharusnya sejak 2020, pemerintah bisa melakukan riset serius dalam memaksimalkan komoditas non kedelai sebagai bahan pembuat tempe.

"Misalnya Koro pedang, koro benguk, kacang tanah, kacang hijau, lamtoro, bahkan daun singkong. Keberhasilan penelitian seperti itu bisa untuk parsial substitusi,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com