KOMPAS.com - Istilah multikulturalisme identik dengan memaknai perbedaan. Pejabat politik dan pemerintahan sering menggunakan istilah multikulturalisme untuk menggambarkan keanekaragaman bangsa Indonesia.
Dewasa ini, penggunaan istilah multikulturalisme tidak hanya terbatas pada pejabat atau kalangan akademisi saja. Pelajar sekolah dasar sudah mulai dikenalkan dengan istilah multikulturalisme.
Multikulturalisme berasal dari kata multi yang berarti banyak atau beragam dan kultural yang berarti tentang budaya. Apa definisi dari multikulturalisme?
Multikulturalisme adalah ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern.
Multikultural sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu negara.
Multikulturalisme mengisyaratkan pengakuan terhadap realitas keragaman kultural yang mencakup keberagaman tradisional dan keberagaman bentuk-bentuk kehidupan. atau subkultur.
Baca juga: Indonesia Multikultur, Tugas Kita Saling Menghargai
Bagian dari keberagaman tradisional adalah suku, ras, dan agama. Sedangkan, keberagaman bentuk-bentuk kehidupan adalah segala hal yang bekaitan dan bermunculan di detiap tahap sejarah kehidupan masyarakat di luar keberagaman tradisional.
Multikulturalisme menjadi pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas, kemajemukan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Sehingga, dapat dikatakan, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam komunitas dan budaya dengan segala kelebihannya.
Baca juga: Disintegrasi Bangsa: Hak Minoritas Terkait Multikulturalisme
Konsep multikulturalisme telah dituangkan oleh para pendiri bangsa Indonesia untuk menggambarkan kebudayaan bangsa ke dalam sebuah konsep ideologi yaitu Pancasila.
Multikulturalisme menekankan keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan. Hal ini tertuang dalam semboyan bangsa Indonesia yakni Bhineka Tunggal Ika, yang menjunjung kesatuan dalam perbedaan.
Multikulturalisme dibutuhkan di Indonesia untuk meningkatkan masyarakat majemuk yang secara bertahap memasuki masyarakat multikultural. Masyarakat multikultural Indonesia yang didasarkan pada Bhineka Tunggal Ika yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat lokal dan nasional.
Dewasa ini, multikulturisme masih menyisakan tantangan bagi bangsa Indonesia. Dalam sepuluh tahun terakhir, masih banyak terjadi peristiwa yang berakhir tragis akibat perbedaan agama, suku, atau etnis.
Beberapa contohnya adalah tragedi Poso, konflik Sampit, kerusuhan Mei 1998, penutupan dan pembakaran rumah ibadah, tragedi monas, dan perselisihan lain yang dipicu keberagaman.
Pemahaman akan pentingnya multikulturalisme bagi Indonesia, membentuk kesamaan pemahaman di antara para ahli, dan membangun konsep-konsep yang mendukungnya adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membangun Indonesia yang multikultur.
Referensi