JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mengkritisi kinerja Presiden Joko Widodo terutama soal sejumlah komoditi yang langka dan mahal.
Menurut dia, pemerintah belum bisa menyelesaikan persoalan ekonomi yang berdampak langsung pada masyarakat, yang telah terjadi dalam tiga bulan terakhir.
“Bagaimana yang sekarang populer itu berkaitan dengan masalah minyak (goreng) dan kemudian terkait dengan minyak yang langka dan itu sudah berlaku sekian minggu dan enggak selesai-selesai,” tutur Hidayat diskusi virtual, Sabtu (26/2/2022).
Dalam pandangan Hidayat, kelangkaan minyak goreng subsidi telah membuat antrian panjang, padahal di sisi lain penyebaran Covid-19 kembali merebak.
“(Social) distancing atau adanya protokol kesehatan pasti tidak bisa terpenuhi karena adanya (kelangkaan) minyak yang menyebabkan antrian,” sebutnya.
Baca juga: PKS Sebut Perpanjangan Jabatan Presiden Tak Bisa Berdasarkan Hasil Survei
Selain minyak goreng, Hidayat juga menyinggung ihwal melonjaknya harga kedelai yang berimplikasi terhadap kenaikan harga tempe dan tahu.
Bahkan, menurut Hidayat, kondisi ini pun telah mendapat kritik dari masyarakat yang mengatakan bahwa sudah berusaha untuk mendapatkan minya, namun tidak bisa menggoreng tempe.
“Karena tempenya tidak ada. Nah itu kan masalah berikutnya yang jelas dirasakan masyarakat,” kata dia.
Terakhir ia mengkritisi melonjaknya hargadaging sapi yang membuat pedagang daging mogok berjualan.
Berkaca dari sana, Hidayat pun mempertanyakan berbagai hasil survei yang menyatakan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah yang tinggi.
“Maka yang saya tidak tahu ketika ada survei-survei ini respondennya siapa, itu sesungguhnya siapa, karena ada begitu banyak hal (masalah) riil yang dirasakan masyarakat,” tutupnya.
Diketahui hingga kini masih ditemukan harga minyak goreng yang mahal dan kelangkaan di sejumlah daerah.
Padahal per 1 Februari 2022, pemerintah melalui Peraturan Kementerian Perdagangan (Permendag) Nomor 6 Tahun 2022 telah menentukan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng.
Sementara itu harga kedelai impor berada di angka Rp 11.240 per kilogram akibat naiknya harga kedelai global.
Situasi ini membuat pedagang tahu dan tempe mengajukan protes dengan sempat mogok berjualan.
Selain itu harga daging sapi juga melonjak dari Rp 135.000 per kilogram mencapai Rp 160.000 per kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.