JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto memerintahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) menuju ke lokasi terdampak gempa bumi bermagnitudo 6,1 di Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Ia minta TRC memastikan terbentuknya pos komando (posko) dan tersedianya pos pengungsian bagi warga terdampak gempa.
"Kami akan memastikan kebutuhan dasar pengungsi dapat tersedia secara cepat," kata Suharyanto dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (25/2/2022).
Suharyanto mengatakan, data sementara hingga pukul 12.15 WIB tercatat 3 orang warga meninggal dunia dan 20 orang mengalami luka-luka.
Baca juga: 5 Kecamatan di Kabupaten Pasaman Terdampak Gempa, Ratusan Rumah Dilaporkan Rusak
Sedangkan, data kerugian material meliputi fasilitas pendidikan rusak berat 1 unit, serta kerusakan pada fasilitas perbankan, balai pertemuan warga dan aula kantor bupati Pasaman Barat.
Berdasarkan kondisi tersebut, Suharyanto mengimbau warga untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan.
"Warga juga diimbau untuk tidak terpancing pada kemungkinan isu negatif yang beredar dan dapat menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya memperbarui data gempa bumi yang terjadi di Pasaman Barat, Sumatera Barat dari magnitudo 6,2 menjadi magnitudo 6,1.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter dengan magnitudo 6,2, kemudian kami update 6,1," kata Dwikorita dalam konferensi pers secara virtual, Jumat.
Dwikorita mengatakan, episentrum gempa terletak pada koordinat 0,14 derajat LU, 99,94 derajat BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 12 kilometer timur laut wilayah Pasaman Barat, Sumatera Barat, pada kedalaman 10 kilometer.
Baca juga: Pembaruan BMKG: Gempa Bumi Pasaman Barat, Sumbar Magnitudo 6,1
Ia mengatakan, gempa tersebut merupakan jenis gempa kerak dangkal akibat aktivitas patahan aktif atau sesar Sumatera.
"Hasil analisi sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme geser (strike slip)," ujarnya.
Dwikorita mengatakan, guncangan gempa dirasakan di daerah Pasaman Barat VI MMI dan Pasaman dengan skala intensitas V MMI yaitu getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.
Sementara itu, di Agam, Bukittinggi, dan Padang Panjang, dengan skala intensitas IV MMI yaitu pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Di Padang, Payakumbuh, Aek Godang, dan Gunung Sitoli, getaran dirasakan dengan skala intensitas III MMI, di mana getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Baca juga: Dampak Gempa Pasaman Barat, 3 Orang Tewas dan 30 Warga Lainnya Luka-luka
Di Pesisir Selatan, Rantau Parapat, Nias Selatan, dan Bangkinang, dengan skala intensitas II MMI, getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan, hingga pukul 10.00 WIB tercatat 15 kali gempa susulan usai guncangan Gempa Bumi bermagnitudo 6,1.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.