Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Alasan Puan Maharani Belum Bisa Rebut Hati Masyarakat

Kompas.com - 25/02/2022, 09:16 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Departemen Politik dan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai ada tiga faktor yang menyebabkan elektabilitas Ketua DPR Puan Maharani saat ini terpuruk.

"Pertama kemungkinan masyarakat melihat sosok Puan belum mewakili bayangan publik atau preferensi sebagai pemimpin nasional pada 2024," ujar Arya kepada Kompas.com, Kamis (24/2/2022).

Arya menilai masyarakat menganggap figur Puan saat ini bukan sebagai pilihan utama untuk bersaing dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang,

"Ini kan soal rasa publik. Saya melihat dia belum mampu merebut simpati publik," lanjut Arya.

Baca juga: Berkaca Hasil Survei, Pengamat Sebut Puan Tak Jadi Pilihan Utama Pemilih PDI-P

Padahal, kata Arya, kampanye yang dilakukan Puan termasuk gencar dengan memasang spanduk atau baliho. Namun, ternyata upaya itu belum ampuh mengerek popularitasnya.

Persoalan kedua yang membuat elektabilitas Puan adalah terkait narasi politik. Arya menilai narasi politik yang disampaikan belum bisa memikat masyarakat.

"Narasinya sejauh ini banyak, tapi itu belum mampu menghiptnotis publik. Orang-orang belum terdorong mempertimbangkan dia," kata Arya.

Selain itu, Arya menilai narasi politik Puan saat ini termasuk abstrak dan sulit dipahami oleh masyarakat.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Puan Maharani di Bawah 1 Persen

Lalu kendala yang ketiga yang dianggap menghambat pertumbuhan elektabilitas Puan adalah soal citra dan gaya komunikasi politik. Menurut Arya, Puan memang berpengalaman di pemerintahan karena pernah menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), anggota DPR dan kini menjadi Ketua DPR.

"Kompetensi ada, tetapi personalitas, pendekatan Puan, gaya komunikasi, sikapnya, atau yang dia tampilkan ke publik imejnya belum seiring dengan apa yang diinginkan publik sebagai calon pemimpin nasional," ucap Arya.

Dalam hasil Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) yang digelar Litbang Kompas pada 17-30 Januari 2022 terungkap anak Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu memperoleh elektabilitas sebesar 0,6 persen.

Dari hasil survei lembaga lain pun elektabilitas Puan tetap rendah. Contohnya dari hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada 9 Januari 2022 menunjukkan elektabilitas Puan berada di peringkat ke-9 dengan perolehan 1,8 persen.

Kemudian hasil survei Charta Politika yang dirilis pada 20 Desember 2021 menunjukkan Puan berada pada peringkat ke-9 dengan mengantongi elektabilitas 1,1 persen dalam simulasi 10 nama.

Baca juga: Ketika Elektabilitas Puan Maharani Tergilas Rekan Separtai...

Menurut survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) di Jawa Barat pada 5-8 Februari, elektabilitas Puan juga hanya mencapai 0,8 persen dalam simulasi tertutup 10 nama.

Elektabilitas Puan dalam hasil survei Litbang Kompas jika dibandingkan dengan beberapa rekan satu partainya juga berada pada urutan buncit. Sejumlah kader PDI-P yang meraih elektabilitas di atas 1 persen adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (20,5 persen), eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (2,9 persen), dan Menteri Sosial Tri Rismaharini (2,6 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies dan Muhaimin Berencana Hadiri Putusan Sengketa Pilpres di MK

Anies dan Muhaimin Berencana Hadiri Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Anies Minta Massa yang Unjuk Rasa di MK Tertib dan Damai

Anies Minta Massa yang Unjuk Rasa di MK Tertib dan Damai

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang Meluas, Kini 10 Desa Terdampak

Dampak Erupsi Gunung Ruang Meluas, Kini 10 Desa Terdampak

Nasional
Siap Terima Putusan MK, Anies: Seperti Sepak Bola, Kemungkinan Menang atau Tidak

Siap Terima Putusan MK, Anies: Seperti Sepak Bola, Kemungkinan Menang atau Tidak

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Bela Gibran, Yusril Incar Jabatan?

GASPOL! Hari Ini: Bela Gibran, Yusril Incar Jabatan?

Nasional
Jokowi dan Ma'ruf Amin jadi Saksi Nikah Putri Bamsoet

Jokowi dan Ma'ruf Amin jadi Saksi Nikah Putri Bamsoet

Nasional
Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Nasional
Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Nasional
PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

Nasional
Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Nasional
Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Nasional
Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Nasional
PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

Nasional
Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com