Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Ingin Indonesia Mandiri dalam Pasokan Gula, Dongkrak Kesejahteraan Petani Tebu

Kompas.com - 22/02/2022, 18:16 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengeklaim, komitmen pemerintah dalam program revitalisasi industri gula tidak pernah surut.

Ma'ruf ingin Indonesia dapat mandiri dalam pasokan gula sehingga ikut mendongkrak kesejahteraan para petani tebu.

"Sejarah mencatat, negeri kita pernah menjadi pengekspor gula pada tahun 1930-an. Kita ingin mandiri dalam pasokan gula, termasuk mendongkrak kesejahteraan petani tebu yang telah berperan di dalamnya," kata Ma'ruf saat membuka Musyawarah Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia secara virtual, Selasa (22/2/2022).

Baca juga: Wapres Ingin BKKBN Terus Jadi Garda Terdepan dalam Membangun Ketahanan Keluarga

Menurut Ma'ruf, Indonesia memiliki lahan perkebunan tebu yang cukup luas di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat, tetapi itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan industri gula.

Ia menyebutkan, angka konsumsi gula nasional dalam 5 tahun terakhir berkisar antara 5,1 sampai 5,3 juta ton, sementara produk gula dalam negeri masih fluktuatif sehingga ada defisit yang harus dipenuhi dengan impor.

Ma'ruf juga menyoroti berbagai permasalahan yang timbul di lapangan, misalnya kebocoran gula rafinasi impor yang seharusnya untuk industri tetapi masuk ke pasaran umum.

"Ini yang kerap menimbulkan gejolak dan kegetiran bagi para petani karena dampak gula impor," kata dia.

Oleh karena itu, menurut Ma'ruf, ada tiga hal yang perlu diperkuat dari sisi hulu hingga hilir demi merevitalisasi industri gula.

Baca juga: Hari ini Jokowi-Maruf Amin Hadiri Pengukuhan Pengurus Baru PBNU di Kaltim

Pertama, ia meminta perbaikan tata kelola impor gula agar tidak melebihi angka kebutuhan dalam negeri.

Ia meminta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi agar berkoordinasi dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk mematangkan data produksi gula dan kebutuhan nasional sebelum mengeluarkan izin impor gula.

Kedua, Ma'ruf meminta pengawasan permasalahan impor di lapangan untuk ditingkatkan, termasuk dengan memberikan tindakan tegas bagi importir dan pelaku usaha yang menyalahgunakan peruntukannya.

Baca juga: Wapres Dukung Rencana Polri Tambah Personel Densus 88

Ketiga, ia menekankan pentingnya pengembangan riset dan teknologi. Ia meminta agar Kementerian Pertanian menggencarkan kolaborasi dengan institusi pendidikan serta dunia usaha dan industri, khususnya untuk peremajaan pabrik gula.

"Di luar itu tentu juga menjamin pasokan bibit tebu yang berkualitas, di samping menjamin ketersediaan pupuk, hingga efisiensi transportasi tebu dalam proses produksi maupun distribusi," kata Ma'ruf.

Ia pun mengajak para petani Indonesia, khususnya petani tebu, agar terus bersemangat meningkatkan hasil tanam.

"Kita semua berharap agar usaha perkebunan dan industri gula Indonesia akan semakin berkembang dan terasa manis. Terkhusus bagi para petani tebu, semoga ada tetesan berkah yang membawa ke arah kesejahteraan hidup keluarga," kata Ma'ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com