Sementara itu dari sisi artistik, menurut Soekarno, letak Masjid Istiqlal sangat strategis karena dikelilingi jalan protokol seperti Jalan Perwira, Jalan Katedral, Jalan Pintu Air dan Jalan Veteran.
Kemudian, dua sungai yang mengelilingnya pun dinilai akan membuat Istiqlal tak akan kekurangan sumber air untuk air wudhu ratusan ribu jamaah.
Dua sungai tersebut adalah sungai Banjir Kanal Ciliwung yang mengalir di sisi barat dan timur Masjid Istiqlal.
Bung Hatta pada akhirnya menyepakati ide Soekarno setelah presiden pertama Indonesia tersebut mengungkapan alasannya memilih bekas benteng Citadel sebagai lokasi pembangunan Masjid Istiqlal.
Baca juga: Pergolakan Batin Friedrich Silaban Saat Ikut Sayembara Masjid Istiqlal
Lokasi Masjid Istiqlal yang berseberangan dengan Gereja Katedral pun menjadi simbol toleransi antaragama.
Meski rencana pembangunan sudah dicetuskan sejak tahun 1950-an, pencanangan tiang pertama Masjid Istiqlal oleh Soekarno baru dilakukan tahun 1961.
Di tahun 1955, Soekarno mengadakan sayembara untuk mencari arsitek dari masjid ini. Akhirnya terpilihlah Friedrich Silaban sebagai arsitek dari Masjid Istiqlal.
Friedrich merupakan seorang Kristen Protestan yang berayahkan seorang pendeta.
"Arsitektur Istiqlal itu asli, tidak meniru dari mana-mana, tetapi juga tidak tahu dari mana datangnya," kata Friedrich seperti dilansir Harian Kompas edisi 21 Februari 1978.
Dalam proses perancangan masjid, Friedrich memasukkan banyak simbol yang berkaitan dengan Islam dan kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: Tak Hanya Simbol Kerukunan, Ini Fungsi Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal-Gereja Katedral
Masjid Istiqlal yang merupakan masjid terbesar se-Asia Tenggara itu ditopang 12 tiang, sesuai angka dari tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal 1961.
Lalu, ada empat lantai balkon dan satu lantai dasar. Total lima lantai itu melambangkan 5 Rukun Islam, jumlah salat wajib dalam sehari, dan jumlah sila dalam Pancasila.
Kemudian, terdapat menara setinggi 6.666 sentimeter di bagian luar masjid. Angka itu merupakan keseluruhan jumlah ayat dalam Al Quran.
Sementara kubah Masjid Istiqlal berdiameter 45 meter yang melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia. Ada ayat kursi yang melingkari kubah itu.
Pembangunan Masjid Istiqlal sendiri membutuhkan waktu 17 tahun. Penyebab lamanya pembangunan masjid ini dikarenakan beragam gejolak politik dan ekonomi.
Mulai dari, minimnya dana yang dimiliki akibat krisis ekonomi pada 1960-an hingga meletusnya peristiwa G30S/PKI.