Dalam persidangan di New York, Ibnu Sutowo mengakui semua tuduhan SEC.
Ibnu Sutowo yang berhasil membangun Pertamina menjadi perusahaan skala dunia terjerat dalam skandal dugaan korupsi besar-besaran di tubuh perusahaan minyak negara itu.
Manajemen yang buruk bahkan sempat membuat Pertamina limbung di bawah kepemimpinan Ibnu Sutowo. Utang Pertamina yang sangat besar ketika itu bahkan nyaris membuat negara bangkut.
Belum lagi karena Ibnu Sutowo mengembangkan sejumlah proyek yang tidak berkaitan dengan inti bisnis Pertamina, termasuk pengadaan kapal tanker Samudera.
Baca juga: Ibnu Sutowo dan Skandal Restoran Ramayana
Selain itu ada juga proyek Menara Pertamina di Jalan Gatot Soebroto, Pertamina Cottages di Irian Jaya (kini Papua), temasuk kasus restoran Ramayana. Ibnu Sutowo juga pernah melabarkan bisnis Pertamina ke sektor pertanian.
Dengan berbagai penyelidikan yang dilakukan negara, Ibnu Sutowo tidak pernah diadili atas dugaan korupsi hingga ia tutup usia di tahun 2001.
Presiden Soeharto dalam laporannya ke DPR tahun 1980 menyatakan tak cukup bukti untuk memidanakan Ibnu Sutowo.
Di sela-sela mengikuti turnamen golf di AS tahun 1977, Ibnu Sutowo diwawancara oleh wartawan The Asian Wall Street Journal terkait kasus Pertamina.
Pemberitaan media asing itu kemudian sempat menghebohkan dalam negeri, apalagi pernyataan Ibnu Sutowo itu muncul di saat penyelidikan kasus dugaan korupsi di Pertamina tengah diusut.
Akibat wawancara itu, Kepala Staf Kopkamtib Laksamana Sudomo sampai turun tangan. Sudomo mendatangi Ibnu Sutowo di kediamannya untuk meminta klarifikasi.
Baca juga: Ibnu Sutowo, Direktur Pertama Pertamina
"Sebagai sesama pengurus golf saya bertamu di rumahnya dan sekalian minta penjelasan tentang wawancaranya," kata Sudomo seperti dikutip dari Harian Kompas edisi 22 Februari 1977.
Kepada Sudomo, Ibnu menyatakan wawancara The Asian Wall Street Journal dilakukan di sela dirinya akan memukul bola. Ibnu Sutowo juga mengklaim berita yang ditulis media asing tersebut tidak benar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.