JAKARTA, KOMPAS.com - Bacharuddin Jusuf Habibie atau lebih dikenal sebagai BJ Habibie merupakan presiden ketiga RI.
Ia menjabat sebagai orang nomor satu RI selama 21 Mei 1998 hingga Oktober 1999. Ini menempatkan Habibie sebagai presiden Indonesia dengan masa jabatan tersingkat, yakni 1 tahun 5 bulan.
Baca juga: 85 Tahun Habibie, Ginandjar Kartasasmita: Jasanya Selesaikan Krisis Ekonomi 1998 Harus Diingat
Dikutip dari laman Perpustakaan Nasional RI, Habibie lahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936.
Ia merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA Tuti Marini Puspowardojo.
Masa kecil Habibie dilalui bersama keluarganya di Pare-pare. Sejak kanak-kanak, Habibie sudah memiliki sifat tegas dan berpegang teguh pada prinsip.
Saat berusia 14 tahun, tepatnya 3 September 1950, Habibie harus kehilangan sang ayah yang mengalami serangan jantung.
Tak lama setelah ayahnya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School.
Di SMA, prestasi Habibie mulai nampak menonjol, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolah.
Baca juga: Kebijakan di Era Habibie yang Hapus Diskriminasi Etnis Tionghoa
Tamat SMA tahun 1954, Habibie melanjutkan studi di Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung).
Ia lantas mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi teknik penerbangan di Rhenish Wesfalische Technische Hochschule, Jerman.
Tahun 1960 Habibie mendapat gelar diploma insinyur. Lima tahun setelahnya, ia meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang dengan predikat summa cumlaude dari tempat yang sama.
Habibie menikah pada 12 Mei 1962 dengan Hasri Ainun Besari di Bandung. Keduanya dikaruniai dua orang putra yakni Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Usai menyelesaikan pendidikan, Habibie sempat bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman.
Kejeniusannya di bidang penerbangan bahkan membuat Habibie menjadi orang yang dihormati di negara tersebut.
Dia bahkan dijuluki sebagai Mr Crack karena kontribusi besarnya bagi teknologi pesawat terbang global. Namanya pun melekat menjadi nama teorema di bidang termodinamika.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.