JAKARTA, KOMPAS.com - Soekarno dikenal sebagai Bapak Proklamator sekaligus presiden pertama RI.
Kemerdekaan Indonesia tak bisa lepas dari nama besarnya. Sosok Soekarno hingga kini pun masih begitu dikagumi.
Dikutip dari laman Perpustakaan Nasional RI, Soekarno atau yang akrab disapa Bung Karno lahir di Surabaha, Jawa Timur, 6 Juni 1901.
Soekarno lahir dengan nama Koesno Sosrodihardjo. Namun, karena sering sakit saat kecil, nama itu diganti menjadi Soekarno yang diambil dari nama pewayangan, Karna.
Baca juga: Saat Presiden Soekarno Menutup Kuping Dengar Musik Ngak Ngik Ngok...
Tokoh proklamator ini merupakan anak kedua dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Ia memiliki seorang kakak perempuan bernama Raden Soekarmini.
Ayah Soekarno adalah seorang bangsawan kelas priyayi, sedangkan sang ibu dari kelas Brahmana. Kedua orang tua Soekarno bertemu di Bali, saat ayahnya menjadi guru.
Hanya beberapa tahun saja Soekarno menjalani masa kecil bersama orang tuanya di Blitar, Jawa Timur.
Tahun 1907 ia masuk sekolah dasar, yang saat itu disebut dengan sekolah rakyat (SR), di Tulung Agung, Jatim. Ia tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo.
Setahun kemudian atau pada 1908, Soekarno masuk ke Sekolah Dasar di Hollandsch Inlandsche School (HIS) dan kemudian melanjutkan ke Europesche Legore School (ELS) di Mojokerto pada tahun 1913.
Lulus dari ELS pada 1916, dia melanjutkan pendidikan di Hogere Burger School (HBS) di Surabaya.
Di masa ini Soekarno bertemu dengan Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau H.O.S Tjokroaminoto. Ia bahkan pernah indekos di rumah milik pendiri Sarekat Islam itu.
Baca juga: Cara Presiden Soekarno Tanggapi Kritik di Coretan Tembok...
Soekarno menyelesaikan sekolahnya di HBS pada tahun 1921. Dari situ, ia melanjutkan studi di Technische Hoge School (THS) atau kini dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB).
Pada 25 Mei 1926, Soekarno berhasil memperoleh gelar insinyur.
Rasa Nasionalisme Soekarno mulai tumbuh ketika bersekolah di Surabaya dan tinggal di rumah Tjokroaminoto.
Sebab, di situlah dia mulai berkenalan dengan paham dan konsep pemikiran, seperti pemikiran barat dan Islam.