Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan Spesifik ke Sulteng, Komisi III Sebut Ada Dugaan Pelanggaran SOP Polisi Saat Bubarkan Unjuk Rasa Warga

Kompas.com - 18/02/2022, 11:58 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi III DPR melakukan kunjungan spesifik ke Parigi Moutong, Sulawesi Tengah dalam rangka berdialog dengan masyarakat terkait peristiwa penembakan yang diduga oleh polisi saat pembubaran aksi unjuk rasa menolak tambang, beberapa waktu lalu.

Atas peristiwa tersebut, seorang warga bernama Erfaldi (31) tewas.

Meski belum mengambil kesimpulan setelah melakukan dialog dengan warga, Wakil Ketua Komisi III Pangerang Khairul Saleh mencatat, adanya dugaan pelanggaran standar operasional prosedur yang dilakukan oknum anggota Polri saat membubarkan unjuk rasa tersebut.

"Komisi III masih menunggu hasil forensik dan uji balistik," kata Pangeran dalam keterangannya, Jumat (18/2/2022).

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengaku, Komisi III bakal memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk meminta keterangan atas peristiwa penembakan yang terjadi.

Baca juga: Warga Parigi Moutong Tewas Diduga Ditembak Polisi, Komnas HAM Minta Pemeriksaan Transparan

"Komisi III akan menindaklanjuti kasus ini dengan melakukan rapat kerja dengan Saudara Kapolri untuk memastikan penuntasan kasus ini berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," jelasnya.

Ia melanjutkan, Komisi III DPR juga telah melakukan rapat dengan Kapolda Sulawesi Tengah beserta jajarannya dalam kunjungan spesifik.

Menurut dia, dalam waktu dekat, Polda Sulteng juga akan mengumumkan ke publik mengenai hasil uji forensik dan balistik terkait peristiwa penembakan.

"Polda Sulteng akan menindak tegas oknum anggota Polri yang terbukti melanggar SOP, sehingga mengakibatkan korban meninggal," ujar Pangeran.

Sebelumnya diberitakan, Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng) memeriksa 14 polisi yang diduga terlibat dalam penembakan seorang demonstran penolak tambang di Parigi Moutong.

Baca juga: Komnas HAM Sulteng: Uji Balisitik Menguatkan Dugaan Polisi Menembak Demonstran di Parigi hingga Tewas

Sebanyak 13 pucuk senjata dari 14 polisi itu juga disita.

"Untuk kepentingan penyelidikan, kami amankan belasan pucuk senpi, dan turut diperiksa baik perwira maupun bintara," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulteng Kombes Didik Supranoto di Palu, Senin (14/2/2022), seperti dilansir Antara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com