Parsadaan Harahap menjadi salah satu anggota KPU terpilih yang mendapat sorotan saat megikuti uji kelayakan dan kepatutan di Komisi II DPR.
Pasalnya, saat menjawab sejumlah pertanyaan anggota Komisi II, Parsadaan sempat mengeluhkan tulisannya sendiri yang tidak dapat dibaca.
"Mohon maaf, Bapak Ibu sekalian, ternyata tulisan saya sendiri pun agak susah dibaca begitu. Jadi mohon maaf kalau ada yang kelewatan mohon diingatkan, Bapak Ibu," kata Parsadaan, Selasa.
"Tulisan saya, saya pun enggak bisa baca, Pak. Kayak tulisan dokter," sambungnya.
Sontak pernyataan Parsadaan menuai tawa para anggota Komisi II DPR.
Nama Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bengkulu itu juga menjadi salah satu calon yang sejak awal cukup banyak didukung anggota Komisi II DPR.
Sepak terjang Parsadaan dalam penyelenggaraan Pemilu di daerah menjadi salah satu alasan Parsadaan mendapat dukungan. Selain di Bawaslu daerah, Parsadaan juga pernah menjadi anggota KPU Bengkullu.
Ia lalu menawarkan salah satu solusi untuk mengantisipasinya.
Jika terpilih, Yulianto menginginkan ada kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) untuk menjaring para mahasiswa untuk mau menjadi petugas KPPS.
"Kami bekerja sama dengan kampus melalui Kementerian Pendidikan itu agar nanti di saat saat tertentu, bisa mengirimkan mahasiswanya, muda-muda untuk jadi petugas KPPS," kata Yulianto, Selasa (15/2/2022) malam.
Ketua KPU Jawa Tengah itu melanjutkan, program itu akan menjadi bagian dari upaya KPU dalam menyelenggarakan Pemilu yang lebih baik ke depannya salah satunya petugas KPPS diisi oleh orang-orang muda dan sehat untuk siap bertugas di TPS.
Lebih lanjut, Yulianto juga akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memeriksa kesehatan calon KPPS sebelum bertugas.
"Ke depan betul-betul kami akan bekerja sama dengan Kemenkes untuk di dalam proses syarat kesehatan tersebut. Karena syarat kesehatan tentu harus ada pemeriksaan, namun pemeriksaan ini kan mahal. Maka tampaknya harus ada MOU bersama dengan Kemenkes agar menggratiskan khusus bagi penyelenggara pemilu," paparnya.
Tak hanya itu, Yulianto pun berencana melakukan kegiatan sosialiasi pemilu kepada pemilih menggunakan meme hingga komik kepemiluan.
Yulianto mengatakan, berbagai konten sosialiasi ini dapat disebarluaskan dengan melibatkan influencer baik perseorangan maupun lembaga.
"Kegiatan sosialiasi kepemiluan dapat berupa pembuatan video animasi, games kepemiluan berbasis android atau IOS, desain yang kekinian, komik kepemiluan, meme dan video tutorial mengenai pelaksanaan tahapan. Konten sosialiasi ini dapat disebarluaskan melalui influencer dan jaringan internal KPU," terang dia.
Menurut Yulianto, sosialiasi pemilu berbasis digital merupakan solusi yang sangat sesuai dengan realitas masyarakat saat ini.