JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi memprediksi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron di luar Jawa-Bali terjadi tiga sampai empat pekan setelah peningkatan kasus Covid-19 di Jawa-Bali.
"Tentunya masyarakat tetap tenang karena pemerintah sudah lebih siap menghadapi fase peningkatan ini, mengingat pembelajaran di gelombang Delta pada bulan Juli-Agustus 2021," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (16/2/2022).
Nadia meminta masyarakat mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 ini dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, melakukan deteksi kasus secara dini, dan segera mendapatkan vaksinasi.
Selain itu, ia mengatakan, pihaknya terus berupaya merawat pasien Covid-19 dengan gejala berat dan kritis serta yang memiliki komorbid.
Baca juga: Rencana Pemangkasan Masa Karantina di Tengah Lonjakan Omicron yang Lampaui Puncak Gelombang Delta
"Terus kita jalankan untuk mengurangi beban rumah sakit dan tenaga kesehatan kita," ujarnya.
Lebih lanjut, Nadia mengatakan, hingga 13 Februari 2022, kasus harian Covid-19 di Papua dan Nusa Tenggara Barat sudah melewati puncak gelombang kedua Covid-19.
Namun, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan lebih rendah dibandingkan saat lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Delta.
"Walaupun kasus masih sangat rendah, pemerintah terus mengimbau untuk masyarakat tetap melakukan penguatan prokes dan pemerintah daerah diharapkan menguatkan 3T dan pengobatan untuk mencegah perluasan penyebaran Covid-19 Omicron," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.