Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Tinggi, Mungkinkah Ridwan Kamil, Anies, dan Ganjar Diusung Partai Jadi Capres?

Kompas.com - 16/02/2022, 11:46 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Apalagi, elektabilitas Anies dan Ridwan Kamil tak setinggi Prabowo maupun Ganjar.

"Kalau dibaca peluangnya bukan fifty-fifty (50:50) karena kalau secara (elektabilitas) nasional Anies itu 13 persen, Ridwan Kamil 6 persen (data survei Parameter Politik Indonesia)," kata Adi kepada Kompas.com, Rabu (16/2/2022).

"Saya rasa tingkat probability-nya 30:70, mereka yang nggak punya partai tapi elektabilitasnya tidak sekuat Ganjar dan Prabowo," tuturnya.

Kemudian, merujuk pada hasil survei SMRC yang menunjukkan bahwa keempat tokoh mencatatkan elektabilitas yang hampir sama, menurut Adi, itu justru membuktikan kemenangan Ganjar.

Sebab, meski Jawa Barat bukan kantong suara terbesar Ganjar, elektabilitasnya di provinsi itu masih terbilang tinggi.

Baca juga: Sindiran Puan Maharani, Jawaban Ganjar Pranowo, dan Rivalitas Menuju Pilpres 2024

Sementara, wajar bagi Ridwan Kamil dan Anies mencatatkan elektabilitas tinggi karena basis massa keduanya kuat di Jabar.

"Artinya, kalau kita menggunakan logika survei, meskipun Ganjar nomor 4, Ganjar sebenarnya menang, sudah untung banyak suaranya karena menang di kandang lawan, menang di basisnya Ridwan Kamil dan Anies," kata Adi.

Pilihan partai

Tak hanya itu, Adi melanjutkan, partai cenderung lebih senang mengusung kadernya sendiri ketimbang memberikan dukungan ke figur non-partai politik yang elektabilitasnya tak seberapa besar.

Misalnya, bagi Golkar, alih-alih mengusung Anies atau Ridwan Kamil yang elektabilitasnya tak sampai 20 persen, partai berlambang beringin itu lebih memilih mengunggulkan ketua umumnya sendiri, Airlangga Hartarto.

Hal yang sama juga berlaku bagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menjagokan Ketua Umum Muhaimin Iskandar, atau Partai Demokrat yang mengunggulkan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Baca juga: Elektabilitas Ganjar Pranowo Diprediksi Terhambat akibat Peristiwa Wadas

"Kenapa banyak partai yang tidak terlampau agresif untuk melamar Anies dan Ridwan Kamil? Karena elektabilitas mereka tidak aman," kata Adi.

"Secara psikologis Ridwan Kamil cuma 6 persen, Anies 12 persen. Jadi bagi partai, ya sama aja dengan ketua umum mereka yang elektabilitasnya cuma 2 atau 3 persen," lanjut dia.

Menurut Adi, sangat memungkinkan bagi partai mengusung Prabowo atau Ganjar sebagai calon presiden. Sebab, elektabilitas keduanya menurut survei berbagai lembaga umumnya tembus 20 persen.

Sebaliknya, figur-figur seperti Anies dan Ridwan Kamil memiliki peluang yang kecil untuk dipinang partai politik.

Baca juga: Menakar Elektabilitas Ganjar Pranowo Pasca-insiden Wadas, Berpotensi Merosot?

"Figur-figur non-parpol itu saya lihat rata-rata elektabilitasnya nggak baik dan nggak memburuk, serba tanggung. Daya tawarnya tidak terlampau kuat," kata Adi.

"Beda kalau Ganjar Pranowo, dia sekarang elektabilitasnya sudah di atas 20 persen, Prabowo juga di atas 20 persen. Jauh realistis bagi partai mengusung kandidat yang sudah melampaui 2 digit," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com