Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Sebut Vaksinasi sampai Disiplin Prokes Syarat Indonesia Bebas Pembatasan

Kompas.com - 14/02/2022, 20:25 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan rakyat Indonesia untuk saat ini harus bersabar jika memang mengimpikan hidup dengan pelonggaran protokol kesehatan seperti yang dilakukan di negara lain salah satu contohnya Denmark.

Menurut peneliti kesehatan masyarakat dari Griffith University, Australia itu ada sejumlah hal yang membuat Indonesia belum bisa menerapkan kebijakan seperti di Denmark.

"Kita tidak bisa serta merta sama dengan negara kaya. Mereka bukan hanya kaya tapi juga dari sisi modalitasnya dan kondisi pengendalian pandeminya berbeda dibandingkan dengan Indonesia," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/2/2022).

Dicky mengatakan, persentasi pencapaian vaksinasi 2 dosis di Denmark saat ini hampir mencapai 90 persen. Sedangkan persentase pencapaian vaksinasi ketiga khusus lansia di Denmark sudah mencapai 90 persen.

Baca juga: Aturan PPKM Level 3 Disesuaikan, Luhut: Kapasitas Aktivitas Sosial Budaya Hingga Wisata Boleh 50 Persen

Menurut Dicky dari sisi vaksinasi saja modal imunitas masyarakat Denmark sudah tinggi. Selain itu, menurut Dicky kemampuan Denmark dalam melakukan pencegahan, perlindungan, dan deteksi dini sudah jauh lebih kuat.

"Kapasitas testing mereka 20 kali lipat dari Indonesia dari per 1000 populasi," ujar Dicky.

Selain itu, Dicky mengatakan, tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah di negara-negara Skandinavia rata-rata tinggi kepercayaan pada pemerintah. Bahkan sebelum mengambil kebijakan itu, pemerintah Denmark melakukan jajak pendapat untuk mengetahui pendapat masyarakat.

Hasil survei, kata Dicky, memperlihatkan 70 persen masyarakat Denmark sepakat dengan pelonggaran protokol kesehatan. Dicky mengatakan, layanan kesehatan di Denmark juga memadai sehingga masyarakat tidak kesulitan mengakses.

"Berbeda situasinya dengan Indonesia. Itu semuanya yang disebutkan kita belum bisa melakukannya," ujar Dicky.

Baca juga: Negara Lain Sudah Tak Ada Pembatasan, Luhut: Kita Lebih Konservatif

Dicky mengatakan, kemampuan setiap daerah di Indonesia dalam hal pengendalian pandemi juga berbeda. Maka dari itu menurut dia salah satu kunci Indonesia menghadapi pandemi adalah tingkatkan terus vaksinasi.

Selain itu, menurut Dicky untuk saat ini penerapan protokol kesehatan seperti mengenakan masker hingga membatasi mobilitas di Indonesia masih harus dilakukan secara disiplin.

"Kuncinya ada di kecepatan cakupan vaksinasi. Vaksinasi 2 dosis paling tidak 90 persen atau paling tidak 80 persen sebelum akhir tahun. Dosis ketiga 80 persen atau 70 persen sebelum akhir tahun. Kalau hal itu bisa dilakukan setidaknya awal tahun atau triwulan tahun depan kita bisa menikmati kelonggaran," ucap Dicky.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Dituntut 3 Tahun 5 Bulan Penjara

Sidang Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Dituntut 3 Tahun 5 Bulan Penjara

Nasional
Ajukan 'Amicus Curiae', Arief Poyuono Harap MK Tolak Sengketa Pilpres

Ajukan "Amicus Curiae", Arief Poyuono Harap MK Tolak Sengketa Pilpres

Nasional
Optimistis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Optimistis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Nasional
Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Nasional
Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Nasional
Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Nasional
Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Nasional
Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Nasional
Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Nasional
Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Nasional
Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Nasional
Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Nasional
Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Nasional
Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com