Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Akibat Covid-19 Meningkat, Epidemiolog: Ini Tunjukkan Keparahan, Ada Kelemahan Respons di Hulu dan Hilir

Kompas.com - 14/02/2022, 10:51 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyoroti tren peningkatan kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia.

Dicky mengatakan, peningkatan tersebut menunjukkan keparahan pandemi dan lemahnya respons penanganan di hulu dan hilir.

"Kasus kematian menunjukkan keparahan suatu pandemi dan ada kelemahan respons di hulu dan hilir semua aspeknya sehingga ketika ada kasus kematian sebanyak 3 digit, itu serius," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/2/2022).

Ia mengatakan, peningkatan kasus kematian juga berhubungan erat dengan tingginya penambahan kasus harian Covid-19.

Baca juga: Kematian akibat Covid-19 yang Terus Meningkat Saat Gelombang Omicron

Ia memperkirakan, satu kasus kematian akibat Covid-19 setidaknya berkorelasi dengan 100 kasus Covid-19 yang tidak terdeteksi, sehingga menyebar ke kelompok rentan seperti warga yang belum divaksinasi, lansia, komorbid dan anak.

"Ini yang akhirnya terjadi, kasus kematian telat terdeteksi dan telat dirujuk (untuk) mendapatkan penanganan," ujarnya.

Di samping itu, Dicky menyoroti, sistem pelaporan kematian akibat Covid-19 di Indonesia yang belum memadai dibandingkan negara lain.

Sehingga, angka kematian yang tercatat saat ini cukup sedikit dibandingkan apa yang terjadi di lapangan.

Berdasarkan hal tersebut, Dicky mendorong agar sistem pelaporan kematian diperbaiki. Kemudian, memperkuat penemuan kasus Covid-19 secara dini dan mengintervensi proses isolasi dan karantina.

Baca juga: Terus Meningkat, Angka Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia Tembus 111 Orang dalam Sehari

Ia juga meminta, pemerintah melakukan audit perihal penyebab kematian pasien Covid-19 meski sudah dua kali divaksinasi.

"Perlu diperhatikan pada kelompok yang divaksinasi itu harus dicari tahu, diaudit, agar kita tahu apa penyebab (kematian), ini umumnya karena terlalu mengandalkan vaksinasi, padahal harus disiplin 3M dan 3T," ucapnya.

Lebih lanjut, Dicky meminta pemerintah memberikan edukasi terkait manfaat vaksinasi terhadap warga yang enggan divaksinasi dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat.

"Kita sampaikan kepada yang belum divaksinasi, ini bisa menurunkan risiko kematian ini dilakukan dengan edukasi, tidak dengan happy talk, perkara ini didudukkan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, kasus kematian akibat Covid-19 bertambah 111 pada Minggu (13/2/2022), sehingga total pasien Covid-19 meninggal dunia yaitu 145.176 jiwa.

Baca juga: UPDATE 13 Februari: Tambah 111 Kasus Kematian Akibat Covid-19, Totalnya Jadi 145.176

Kasus kematian ini merangkak naik seiring dengan meningkatnya kasus harian Covid-19.

Adapun secara berturut-turut, kematian akibat Covid-19 tercatat sebanyak 107 kasus pada 12 Februari, 100 kasus pada 11 Februari, dan 74 kasus pada 10 Februari.

Sementara pada 9 Februari sempat menurun ke angka 65 setelah pada 8 Februari berjumlah 83.

Pada 7 Februari 82, 6 Februari 57, dan 5 Februari ada 44 kasus kematian. Naik 2 kasus dari 4 Februari yang sebanyak 42 kasus.

Sementara itu, kasus positif Covid-19 bertambah 44.526 dalam sehari, sehingga secara kumulatif ada 4.807.778 kasus positif Covid-19 di tanah air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com