Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadiem: Tujuan Kurikulum Merdeka untuk "Recovery" dari "Learning Loss" akibat Pandemi Covid-19

Kompas.com - 11/02/2022, 14:34 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengatakan Kurikulum Merdeka (Kurikulum Prototipe) dibuat untuk menghadapi adanya learning loss akibat pandemic Covid-19.

“Karena tujuan kita adalah recovery dari learning loss pandemi,” kata Nadiem secara virtual, Jumat (11/2/2022).

Nadiem menjelaskan Kurikulum Merdeka merupakan pengembangan dari Kurikulum Darurat yang dibuat pada awal pandemi Covid-19.

Saat itu, lanjut Nadiem, Kurikulum Darurat dirancang untuk menurunkan jumlah materi pembelajaran secara drastis agar para pelajar dan pengajar itu fokus mendalami topik yang paling esensial.

Ia berpandangan, implementasi Kurikulum Darurat sudah berhasil sehingga dikembangkan lagi agar lebih optimal.

“Jadi Kurikulum Merdeka itu adalah Kurikulum Darurat yang kita kembangkan supaya lebih optimal lagi,” ucapnya.

Baca juga: Kurikulum Merdeka, Nadiem Tegaskan Tak Ada Lagi Jurusan IPA-IPS-Bahasa di SMA

Lebih lanjut, ia menyampaikan soal adanya krisis pembelajaran yang dialami bangsa Indonesia selama 20 tahun terakhir yang kemudian diperparah dengan adanya pandemi.

Dari hasil analisa Kemendikbud Ristek, menurut dia, dampak learning loss membuat sekolah mengalami kehilangan pembelajaran sekitar 6 bulan dari aspek literasi.

Sementara, dari aspek numerasi kehilangan sekitar 5 bulan.

“Ini artinya banyak sekali sekolah mengalami learning loss lebih besar dari ini, ada yang enggak sebesar ini,” imbuh dia.

Baca juga: Nadiem Ganti Nama Kurikulum Protipe Jadi Kurikulum Merdeka, Mulai Berlaku Tahun Ajaran 2022/2023

Menurut Nadiem, melalui Kurikulum Merdeka yang lebih sederhana dan fleksibel dapat mengejar ketertinggalan learning loss di Tanah Air.

Adapun Kurikulum Merdeka ini akan mulai berlaku mulai tahun ajaran 2022/2023.

Namun, implementasi tersebut masih bersifat opsional sehingga sekolah diperbolehkan memilih untuk menentukan kurikulum yang sesuai dengan kesiapannya.

"Sekarang waktunya kita punya kurikulum yang ringkas, lebih sederhana, dan fleksibel untuk bisa learning loss recovery dan mengejar ketertinggalan kita," ujar Nadiem.

Diketahui, Kurikulum Darurat atau yang sebelumnya disebut Kurikulum Prototipe ini akan membuat sekolah SMA tidak lagi terbagi menjadi jurusan IPA, IPS, atai Bahasa.

Baca juga: Bicara Ganti Menteri, Ganti Kurikulum, Nadiem: Tidak Ada Pemaksaan Kurikulum Merdeka

Dalam kurikulum itu lebih bersifat opsional dan memperbolehkan siswa memilih pelajaran yang diminatinya

Karena bersifat opsional, maka Kurikulum Prototipe hanya akan diterapkan di satuan pendidikan yang berminat menggunakannya sebagai alat untuk transformasi pembelajaran.

Kurikulum prototipe tidak disebut sebagai Kurikulum 2022 karena pada tahun 2022 sifatnya opsional,” kata Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Assesmen Pendidikan dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi (Kemendikbud Ristek) Anindito Aditomo saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/12/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com