Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tukang Las Rel Kereta Cepat dari China, KCIC: Pengelasannya Menggunakan Teknologi yang Belum Bisa Dilakukan Tenaga Kerja Lokal

Kompas.com - 09/02/2022, 15:14 WIB
Mutia Fauzia,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Rahadian Ratry mengungkap alasan mendatangkan tukang las rel dari China untuk bekerja di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Dia menjelaskan, dalam proses pengerjaan rel kereta cepat, dibutuhkan teknologi yang saat ini belum bisa dilakukan oleh tenaga kerja lokal.

Sebab, Proses pengelasannya menggunakan peralatan serta metode khusus yang harus dilakukan dengan pendampingan tenaga ahli.

Hal ini berkaitan dengan jenis bahan yang akan disambungkan untuk menjadi rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Harus dilihat secara cermat pengerjaan pengelasan yang memang bisa dilakukan oleh tenaga kerja lokal dan mana kegiatan pengelasan yang membutuhkan skill karena menggunakan teknologi yang tidak manual," jelas Rahadian kepada Kompas.com, Rabu (9/2/2022).

Baca juga: Buka-bukaan Pemerintah Soal Jumlah TKA, dari Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung hingga Tukang Las Rel Asal China

Pernyataan mengenai tukang las yang didatangkan dari China untuk mengerjakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebelumnya diungkapkan oleh Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Pungky Sumadi.

Ia mengatakan, berdasarkan hasil diskusi antara pemerintah dengan KCIC, proses pengelasan harus menggunakan pekerja asing lantaran kualitas rel yang sangat tinggi.

"Setelah kami diskusi dengan mereka, ternyata rel yang ada itu adalah rel yang kualitasnya sangat tinggi. Tingkat kepadatan maupun campuran besinya dan itu belum mampu diproduksi oleh Krakatau Steel misalnya," ucap Pungky.

Rahadian menjelaskan, saat ini, dari total 15.487 tenaga kerja yang berada di proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung sebanyak 87,02 persennya merupakan tenaga kerja lokal.

Secara rasio, jumlah tenaga kerja asing dibanding tenaga kerja lokal adalah 1:7.

"Artinya, dari total 8 pekerja, 7 di antaranya pekerja lokal, dan hanya 1 tenaga kerja asing," kata Rahadian.

Baca juga: Tukang Las Rel Kereta Cepat Didatangkan dari China, Bappenas: Butuh Keahlian Tinggi

Ia pun mengatakan, pekerja asing di proyek tersebut menempati posisi-posisi profesional yang ahli di bidang kereta cepat.

Selain itu, tenaga asing juga melakukan transfer teknologi kepada tenaga kerja lokal.

Proses transfer teknologi dilakukan dengan cara melibatkan tenaga kerja lokal pada proses pengerjaan hingga mengoperasikan peralatan, serta teknologi baru yang digunakan untuk membangun Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Pembangunan proyek Kereta Cepat yang memiliki nilai presisi tinggi membutuhkan ketelitian, kecermataan dan pengawasan komprehensif dari pihak ahli dalam hal ini China," jelas Rahadian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com