PANDEMI kembali menyelimuti negeri ini. Rumah sakit dan lokasi isolasi mulai penuh terisi. Sementara kabar kematian berseliweran di linimasa media sosial juga pengeras suara mushola.
Endemi yang diharapkan terjadi tahun ini ternyata masih sebatas mimpi. Pandemi yang diharapkan pergi ternyata datang lagi dan kembali meneror negeri ini.
Alih-alih memasuki fase endemi, virus Corona justru mengganas lagi. Sejak pertengahan Januari tahun ini, kasus positif Covid-19 terus bertambah setiap hari.
Omicron, varian baru dari virus asal Wuhan, China ini dituding menjadi biang keladi. Karakter Omicron yang mudah menular membuat penyebaran dan penularannya terjadi sangat cepat sekali.
Hanya dalam beberapa pekan kasusnya melonjak tajam. Awal varian baru ini terdeteksi kasusnya bisa dihitung dengan jari. Namun kini kasusnya sudah puluhan ribu dalam sehari.
Selasa (8/2/2022) kemarin, contohnya. Dalam sehari kasus Covid-19 bertambah hingga 37.492 kasus.
Sementara sehari sebelumnya, Senin (7/2/2022), kasus positif Covid-19 bertambah 26.121 kasus.
Dengan penambahan ini total sudah lebih dari 4,5 juta orang di Indonesia terinfeksi virus ini.
Omicron, varian baru dari virus Corona dianggap tak seganas Delta. Namun, varian baru ini sangat mudah menyebar dan menular.
Kabarnya, Omicron memiliki kemampuan penularan empat kali lebih cepat dibandingkan varian Delta.
Hal ini yang membuat banyak negara kelabakan dan kewalahan menghadapi varian baru dari Covid-19 ini.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan bahwa saat ini Indonesia tengah menghadapi gelombang ketiga pandemi.
Meski sempat dibantah Kementerian Kesehatan, sejumlah kalangan termasuk epidemiolog mengamini pernyataan IDI.
Kenaikan kasus yang sangat cepat hanya dalam hitungan hari menjadi salah satu dasar argumen ini.
Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman bahkan mengatakan, gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh dominasi infeksi varian Omicron bisa lebih parah empat kali lipat dibandingkan dengan gelombang kedua yang didominasi varian Delta.