JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak dilantik Presiden sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 17 November 2021, Jenderal Dudung Abdurachman telah beberapa kali melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah di Tanah Air.
Hal ini dilakukannya dalam rangka menemui pasukannya terutama yang berada di daerah operasi.
Di antaranya, ke Papua, Natuna, hingga wilayah Entikong, Kalimantan Barat, sebuah wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Dalam kunjungan itu pula, Dudung menemukan sejumlah fakta yang dihadapi prajuritnya.
Contohnya, ia mendapati seorang prajurit yang ternyata membeli sendiri pakaian dinas lapangan (PDL) yang digunakannya.
"Ada pasukan saya bajunya saja beli. Asops (Asisten Operasi KSAD) ikut saya. Saya cek, bajumu dari mana?" ujar Dudung menceritakan interaksinya dengan prajurit dalam acara Coffee Morning Pimpinan Redaksi bersama KASAD di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Senin (7/2/2022).
"Saya beli, Pak," kata Dudung menirukan jawaban sang prajurit.
Baca juga: Klarifikasi KSAD Dudung Usai Dilaporkan Koalisi Ulama atas Tuduhan SARA
Dari percakapan itu juga, Dudung mengetahui, prajurit tersebut terpaksa mengeluarkan dana pribadinya sebesar Rp 400.000 yang hanya untuk keperluan seragam militer.
Menurutnya, uang sebesar itu sangatlah besar bagi prajurit. Karena itu, Dudung pun memerintahkan Asops-nya untuk segera membelikan seragam bagi prajurit.
Menurutnya, kebutuhan fundamental prajurit harus dipenuhi. Terlebih, mereka bertaruh nyawa ketika menjalani tugas di daerah operasi.
"Kita berleha-leha di sini, dia tinggalkan juga anak istrinya, taruhannya juga nyawa. Tapi dia juga harus menanggung," terang Dudung.
"Saya sampai bilang ke Asops, beli bajunya, kausnya, sepatunya," ungkap eks Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu.
Dari temuan di lapangan itu, Dudung meyakini bahwa prajurit pada dasarnya bukanlah dari keluarga orang kaya, tetapi banyak dari keluarga tidak berada.
Baca juga: KSAD Dudung Dilaporkan ke Puspomad, Panglima TNI: Akan Dijadwalkan Pemeriksaan
Karena itu, ia telah berulang kali menyampaikan kepada para Panglima Kodam agar komandan satuan tidak pelit.
"Saya sampaikan kepada Pangdam, kalau ada komandan satuan Danrem, Danyon, Dandim ada yang kapal keruk, copot," tegas Dudung.
"Mau hebatnya kayak apa, mau pinternya kayak apa kalau sudah pelit, menyengsarakan prajurit, enggak ada cerita, ganti!"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.