Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kerumunan Jokowi di Sumut, PKS: Kasihan Warga jika Terjadi Klaster Covid-19

Kompas.com - 06/02/2022, 16:17 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyoroti kegiatan Presiden Joko Widodo yang menciptakan kerumunan masyarakat di Pasar Porsea, Kabupaten Toba, Sumatera Utara pada Rabu (2/2/2022).

Mardani menyatakan, kegiatan Jokowi yang mengundang kerumunan massa cukup mengkhawatirkan karena terjadi di tengah lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron di Tanah Air.

"Kasihan warga jika ada klaster karena kejadian ini dan khawatir akan dirujuk (diikuti) oleh masyarakat di daerah lain," kata Mardani kepada Kompas.com, Minggu (6/2/2022).

Baca juga: Jokowi Kerap Wanti-wanti soal Disiplin Prokes, tapi Malah Bagikan Kaus di Kerumunan

Merujuk kasus kerumunan yang diciptakan Jokowi, Mardani mengatakan agar jangan menyalahkan masyarakat.

Mengingat mereka merupakan warga yang belum tentu pernah bertemu seorang presiden.

Menurut Mardani, peristiwa kerumunan ini bukan kejadian kali pertama.

Selain itu, Mardani menegaskan, sanksi pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan elite harus jauh lebih berat dibanding masyarakat umum.

Baca juga: Kerumunan di Jakarta, NTT, Jabar, dan Sumut Saat Kunjungan Jokowi serta Berbagai Jawaban Istana

"Padahal pelanggaran kian dilakukan oleh elite jauh lebih berat sanksinya dibanding masyarakat awam," tegas dia.

Di sisi lain, ia meminta pihak protokol kepresidenan untuk mengevaluasi kegiatan Presiden Jokowi agar tidak terjadi kerumunan massa.

"Wajib (evaluasi) karena presiden itu simbolik," imbuh dia.

Sebagai informasi, sebuah video yang merekam kegiatan bagi-bagi kaus oleh Presiden Joko Widodo kepada warga menjadi viral di media sosial.

Baca juga: Kegiatan Jokowi Timbulkan Kerumuan, Epidemiolog Minta Diminimalisir

Video tersebut diambil saat Presiden Jokowi mengunjungi Pasar Porsea di Kabupaten Toba pada Rabu (2/2/2022).

Dalam video terlihat Jokowi yang baru turun dari mobil dikerumuni masyarakat. Masyarakat tampak ingin mendekatinya sambil terus memanggil nama Jokowi.

Meski sudah dihalangi petugas keamanan dan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres), warga tetap antusias dan tak terbendung untuk mendekati Jokowi.

Jokowi lantas memberikan sejumlah kaus berwarna hitam kepada para warga itu.

Melihat hal tersebut, masyarakat semakin antusias dan berebutan menerima kaus yang dilemparkan Jokowi.

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono memberikan tanggapan atas video yang viral itu.

Dia menjelaskan alasan sulitnya mengatur jarak masyarakat saat Jokowi datang.

"Mereka sangat antusias. Contohnya di Kabupatan Dairi sejak 1974 tahun baru ini presiden hadir di kabupaten itu sehingga antusias," jelas Heru ketika dikonfirmasi pada Jumat (4/2/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com