Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Ibu Kota Baru dengan Arsitektur Ekonomi Politik yang Sumir

Kompas.com - 06/02/2022, 09:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bukankan memilih mengalokasikan anggaran besar-besaran ke satu lokasi juga bermakna mengabaikan banyak lokasi lainnya? Sehingga di mana logika pemerataan dan keadilan sosialnya?

Apakah pemindahan ibu kota ke Putrajaya dari Kuala Lumpur telah memperbaiki kondisi pemerataan ekonomi dan keadilan sosial di Malaysia?

Apakah memindahkan ibu kota ke Washington DC memperbaiki pemerataan ekonomi dan keadilan sosial di Amerika Serikat? Jawabanya, tidak.

Pemindahan Ibu Kota Australia dari Sydney ke Canberra bukanlah penyebab membaiknya pemerataan ekonomi dan keadilan sosial di Australia.

Dan sampai hari ini, Sydney yang dikenal Opera House-nya itu tetap lebih menarik dan tenar ketimbang Canberra. Karena sangat tergantung pada apa yang dibangun di sana.

Kalau yang dibangun hanya pusat administratif, maka imbas ekonomi dan pemerataannya tidak akan terlalu "wah," bahkan boleh jadi tidak ada.

Bukankah Seoul hanya beberapa puluh kilometer dari Pyongyang, tapi kemajuan Busan yang jauh dari Seoul tetap luar biasa.

Tidak ada satupun kajian yang menyatakan bahwa Jepang mengalami transformasi struktural secara masif pun pemerataan ekonominya sangat baik karena pusat ibu kota Jepang dipindah dari Kyoto ke Edo dan perubahan nama Edo menjadi Tokyo.

Tidak ada kajian semacam itu. Karena urusan pemerataan pembangunan dan keadilan sosial bukanlah perkara di mana letak ibu kota baru sebuah negara.

Sudah banyak studi soal pemerataan pembangunan dan keadilan di dunia ini, tapi tak satupun yang mengatakan faktornya adalah pada soal letak ibu kota baru.

Rerata jawabannya adalah soal model kebijakan, soal sistem ekonomi, sistem politik dan pemerintahan, model kepemimpinan nasional, model interaksi elite dalam pengambilan kebijakan, ada atau tidaknya patologi ekonomi berupa rent seeking, eksistensi oligarki, tingkat korupsi, dan lainnya.

China dengan cepat melampaui kemajuan ekonomi Rusia bukan karena letak Beijing lebih dekat ke pantai ketimbang Moskow yang jauh ke Laut Baltik atau ke Laut Mediterania.

Tapi karena China mengubah secara fundamental kebijakan ekonominya sejak era kepemimpinan Deng Xiaoping yang menjadi "paramount leader" negara tirai bambu, China

Bahkan saya sempat bertanya kepada beberapa kawan-kawan ekonom dan sepakat dengan penjelasannya mereka.

Jika pemerintah memberikan justifikasi penambahan belanja pemerintah untuk mempertahankan gerak langkah pertumbuhan ekonomi atau menjaga agar input ekonomi tetap bisa didorong dengan kebijakan fiskal negara via proyek-proyek di ibu kota baru itu, maka masih bisa diterima akal sehat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com