Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Kerap Wanti-wanti soal Disiplin Prokes, tapi Malah Bagikan Kaus di Kerumunan

Kompas.com - 05/02/2022, 17:38 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia belakangan melonjak tajam. Setidaknya, dalam satu minggu terakhir kasus Covid-19 harian selalu berada di atas 10.000.

Situasi ini pun menjadi perhatian banyak pihak, mulai dari epidemiolog, pemerintah, hingga presiden.

Presiden Joko Widodo telah berulang kali mengingatkan warga dan jajarannya agar berhati-hati menghadapi lonjakan virus corona. Ia juga kerap mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: Kata Istana soal Kerumunan Warga Saat Jokowi Bagi-bagi Kaus di Pasar Porsea

Namun, baru-baru ini, terjadi kerumunan masyarakat yang melibatkan presiden. Saat berkunjung ke Pasar Porsea, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu, Jokowi bagi-bagi kaus di tengah kerumunan warga.

Seketika aksi Jokowi yang terekam dalam video dan viral di media sosial itu pun menuai kritik publik.

Bagikan kaus di kerumunan

Video yang merekam kegiatan Jokowi bagi-bagi kaus di tengah kerumunan warga viral di media sosial baru-baru ini.

Rupanya, peristiwa itu terjadi saat Jokowi kunjungan kerja ke Pasar Porsea di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Rabu (2/2/2022).

Dalam video, terlihat Jokowi yang baru turun dari mobil dikerumuni masyarakat. Warga tampak ingin mendekati Jokowi sambil terus meneriakkan namanya.

Baca juga: Viral Video Kerumunan Saat Jokowi Bagi-bagi Kaus, Istana: Warga Sangat Antusias

Meski sudah dihalangi petugas keamanan dan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres), antusiasme warga untuk mendekati presiden tak terbendung.

Jokowi lantas memberikan sejumlah kaus berwarna hitam kepada para warga.

Mengetahui hal tersebut, masyarakat semakin antusias dan berebutan menerima kaus yang dilemparkan Jokowi.

Terkait hal ini, pihak istana kepresidenan angkat bicara. Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengatakan, ke depan pihak istana akan berupaya meminimalisasi terjadinya kerumunan.

"Mungkin wilayah gunakan pengeras suara untuk ingatkan (warga agar tak berkerumun)," kata Heru kepada Kompas.com, Sabtu (5/2/2022).

Heru mengatakan, kegiatan bagi-bagi kaus yang dilakukan presiden akan melihat situasi masyarakat di lapangan.

"Iya kita lihat situasi saat di lapangan, tergantung kondisi masing-masing," ujarnya.

Baca juga: Jokowi: Jika Terpapar Omicron Segera Isoman, Minum Obat, Tes Lagi Setelah 5 Hari

Sebelumnya, Heru mengatakan bahwa antusiasme warga di Kabupaten Toba terhadap kehadiran Jokowi sangat tinggi.

"Mereka sangat antusias. Contohnya di Kabupatan Dairi sejak 1974 tahun baru ini presiden hadir di kabupaten itu sehingga antusias," jelas Heru ketika dikonfirmasi pada Jumat (4/2/2022).

Ketika disinggung apakah ada cara lain agar momen menyapa presiden dan pembagian kaus tidak menimbulkan kerumunan, Heru mengatakan, hal itu sulit dilakukan.

"Sulit ya kalau keinginan masyarakat ingin menyapa presiden. Mereka diimbau sebelumnya untuk menggunakan masker oleh kepala wilayah," kata dia.

Wanti-wanti disiplin prokes

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah berulang kali meminta masyarakat untuk waspada terhadap peningkatan situasi pandemi virus corona.

Meski meminta warga tetap tenang, presiden mewanti-wanti seluruh pihak untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan.

Ia mengimbau masyarakat agar menunda perjalanan luar negeri, mengurangi aktivitas di luar rumah, bahkan sebisa mungkin bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

"Saya kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dalam menghadapi berbagai varian baru Covid-19. Tetap disiplin, menjaga protokol kesehatan, dan kurangi aktivitas yang tidak perlu," kata Jokowi melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (3/2/2022).

Baca juga: Arahan Jokowi Hadapi Lonjakan Covid-19, Tetap Tenang hingga Minta Masyarakat Tak Perlu ke RS Saat Tertular Omicron

Jokowi pun mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk segera mengevaluasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Perintah itu ia sampaikan ke Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan selaku Koordinator PPKM Jawa-Bali, serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku koordinator PPKM luar Jawa-Bali.

Presiden juga meminta seluruh gubernur, bupati, wali kota, dan jajaran pemerintah daerah dibantu TNI dan Polri untuk memastikan protokol kesehatan diterapkan oleh masyarakat dan vaksinasi terus dipercepat.

"Bagi yang belum divaksin agar segera divaksin, bagi yang sudah divaksin lengkap dan sudah waktunya untuk disuntik vaksin penguat agar segera vaksin booster," kata kepala negara.

Jokowi mengeklaim, lonjakan pandemi ini sudah diperkirakan dan diantisipasi oleh pemerintah.

Baca juga: Syarat Terbaru Vaksinasi Booster, Tak Perlu Tunggu Target 70 Persen

Menurut dia, pemerintah sudah melakukan persiapan yang jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun lalu, baik dari segi rumah sakit, obat-obatan dan oksigen, tes isolasi, maupun tenaga kesehatan. Kondisi rumah sakit juga diklaim masih terkendali hingga saat ini.

Situasi Covid-19 terkini

Peningkatan situasi pandemi virus corona di Indonesia terjadi hampir sebulan terakhir.

Dari hari ke hari, kasus harian Covid-19 bertambah hingga ribuan, bahkan kini puluhan ribu. Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan, dalam seminggu terakhir bertambah 10.000 kasus virus corona dalam sehari.

Pada Sabtu (5/2/2022), bertambah 33.729 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam.

Penambahan tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 saat ini mencapai 4.480.423 kasus, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presoden Joko Widodo pada 2 Maret 2022.

Baca juga: UPDATE 5 Februari: Sebaran 33.729 Kasus Baru Covid-19 di Indonesia, Tertinggi di DKI Jakarta

Data yang sama menunjukkan penambahan kasus sembuh sebanyak 10.471 dalam satu hari. Dengan demikian, jumlah kasus sembuh saat ini mencapai 4.172.458 kasus.

Namun, di saat bersamaan, bertambah 44 kasus kematian akibat Covid-19. Penambahan itu menyebabkan total kematian akibat virus corona di Tanah Air menyentuh angka 144.497 kasus.

Seiring penambahan tersebut, kasus aktif juga melonjak tinggi menjadi 163.468 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com