JAKARTA, KOMPAS.com - Cerita seorang peserta calon pegawai negeri sipil (CPNS), Dwiki Andoyo, tak lolos seleksi di suatu kementerian karena fisiknya dinilai tidak sesuai viral di media sosial.
Berdasarkan jawaban sanggah yang Dwiki terima, ia dinyatakan tak lolos karena kaki berbentuk "X" 10 cm dan pembesaran payudara pada laki-laki. Ia mengirimkan sanggahan yang disediakan instansi tersebut karena bertanya-tanya mengapa ia tak lolos seleksi.
Kompas.com telah mengonfirmasi dan mendapatkan izin dari Dwiki untuk mengutip cerita dalam twit yang viral tersebut.
"Di awal tahun ini diberikan pelajaran berharga dari salah satu seleksi pegawai negeri di suatu kementerian. Ternyata dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawai negeri diperlukan postur yang sempurna dikarenakan mungkin dapat mempengaruhi performa kita dalam pekerjaan di kantor," tulis Dwiki di akun Twitter, dikutip Kompas.com, Kamis (3/2/2022).
Baca juga: Ironi Oknum PNS Pajak: Gaji Selangit, tapi Masih Terima Duit Suap
Padahal, nilai Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Dwiki merupakan yang tertinggi di antara peserta lainnya. Namun, pada bagian SKB Tes Kesehatan Umum dan Jiwa, Dwiki mendapatkan skor nol.
Panitia seleksi pun menyatakan Dwiki "P/TMS-1" yang artinya ia tidak lolos seleksi. Dwiki turut membagikan tangkapan layar jawaban sanggahan itu di akun Twitter-nya.
Diawal tahun ini diberikan pelajaran berharga dari salah satu seleksi pegawai negeri di suatu kementetian. Ternyata dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawai negeri diperlukan postur yang sempurna dikarenakan mungkin dapat mempengaruhi performa kita dalam pekerjaan di kantor. pic.twitter.com/5ZVxEX8xmC
— second son (@dwikiand) January 30, 2022
"Jawaban Sanggah: Hasil pemeriksaan kesehatan sebagai berikut; Pembesaran payudara laki-laki, kaki bentuk X 10 cm," demikian jawaban sanggah yang diunggah Dwiki.
Baca juga: Lewat Pelatihan Sosial Kultural, LAN Tingkatkan Rasa Persatuan dan Kesatuan ASN
Dwiki menganggap, nilai yang diperolehnya ternyata bukan faktor utama dalam meraih kesuksesan. Menurut dia, dengan kejadian ini, pintar saja tidak cukup, tetapi juga perlu diiringi dengan postur yang baik.
Ia mengatakan bakal fokus memperbaiki postur agar bisa menjadi analis kebijakan yang baik di masa mendatang.
"Saya tidak ada maksud memojokan ataupun menyalahkan satu atau dua pihak. Hanya sekedar berbagi kepada teman-teman bahwa banyak faktor yang harus dipenuhi untuk menjadi orang yang memiliki cita-cita tinggi membangun negeri. Pintar tidak cukup kawan, postur penting," ucapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.