Dalam perkembangan selanjutnya sejak UU no 1 tahun 2009 dan Instruksi Presiden tahun 2015, tidak pernah terdengar gerakan atau kegiatan peningkatan kualitas SDM dan peralatan Air Traffic Control dan Navigasi.
Tidak pernah pula terdengar adanya kegiatan penyusunan perencanaan bagi persiapan pengambil alihan FIR Singapura seperti yang diindikasikan dalam UU no 1 tahun 2009 yang menyebut rentang waktu 15 tahun untuk menyelesaikan masalah FIR.
Demikian pula tidak pernah terdengar kegiatan tindak lanjut instruksi Presiden tahun 2015 yang menyebut kurun waktu 3 – 4 tahun kedepan.
Hal ini mungkin saja karena kurang jelas siapa atau instansi mana yang harus mengerjakan kesemua hal itu.
Yang pasti tidak mungkin Kementerian Perhubungan sendiri yang akan menyelesaikan kerja besar ini.
Persoalannya menjadi pertanyaan, sekali lagi siapa atau institusi mana yang harus mengkoordinasikan dan atau mengerjakannya.
Menjadi sangat jelas ketika pada hari Selasa 25 Januari 2022, ketika Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa FIR Jakarta sudah melingkupi seluruh wilayah territorial Indonesia.
Penjelasan tersebut diikuti dengan diumumkannya bahwa Indonesia mendelegasikan kembali pengelolaan wilayah Eks FIR Singapura kepada otoritas penerbangan Singapura dalam hal ini pada zero level sampai dengan Flight Level 370 atau 37.000 Ft.
Sebuah langkah yang mencerminkan ketidaksiapan Indonesia dalam mengelola wilayah udara kedaulatannya sendiri di perairan kepulauan Riau dan Natuna.
Itulah semua yang terjadi hingga memunculkan polemik di media dan melahirkan banyak pembahas yang menyampaikan opini dan persepsi yang sangat membingungkan.
Tidak hanya membingungkan, bahkan menjurus ke opini dan pendapat yang semakin hari semakin lucu.
Pendapat-pendapat yang dilontarkan seperti kedaulatan tidak ada hubungannya dengan FIR, pendelegasian adalah semata untuk keselamatan penerbangan dan ada 55 negara di dunia ini yang melakukannya.
Indonesia sendiri mengelola Christmas Island milik Australia dan juga wilayah udara Timor Leste.
Pada akhirnya pembahasan tentang FIR yang telah jauh melenceng dari persoalan mendasarnya akan terus bergulir dan secara pelahan-lahan akan sirna sendiri sampai ada momentum lainnya yang muncul ke permukaan.
Sementara menjelang akhir pembahasan hot isu ini terlihat semakin hari semakin lucu yang mengingatkan kita semua pada kelompok dagelan Srimulat.
Ditunggu kemunculan kembali grup lawak Srimulat dengan pentas perdananya berjudul FIR dan Srimulat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.