Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2022, 08:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan seiring penyebaran varian Omicron.

Meski tingkat perawatan pasien Covid-19 akibat varian Omicron di rumah sakit lebih rendah dibandingkan Delta, tetapi daya tular Omicron lebih cepat.

Pada pada Sabtu (29/1/2022), kasus harian Covid-19 kembali meningkat yaitu sebanyak 11.588. 

Penambahan kasus harian tersebut menjadi yang tertinggi sejak lima bulan terakhir, yaitu pada 27 Agustus 2021 dengan jumlah kasus harian saat itu mencapai 12.618.

Dengan penambahan 11.588 kasus, total kasus positif Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 4.330.763.

Baca juga: Masyarakat Diminta Tidak Anggap Enteng Flu, Bisa Jadi Itu Gejala Omicron

Adapun penambahan kasus harian Covid-19 diperoleh setelah dilakukan pemeriksaan 383.401 spesimen yang diambil dari 261.050 orang.

Kemudian, Satgas Penanganan Covid-19 juga melaporkan sebanyak 2.590 kasus sembuh dari Covid-19 sehingga total kasus menjadi 4.133.923.

Selain itu, kasus kematian akibat Covid-19 dilaporkan bertambah 17, sehingga total kasus menjadi 144.285.

Adapun peningkatan kasus harian Covid-19 dalam beberapa hari terakhir berdampak pada peningkatan jumlah pasien yang menjalani perawatan.

Baca juga: Ledakan Covid-19 di Jakarta, Ditemukan 5.765 Kasus dalam Sehari, BOR Terus Bertambah

Satgas melaporkan, kasus aktif tembus di angka 50.000, tepatnya 52.555 setelah terjadi penambahan 8.981 dalam 24 jam terakhir kemarin.

Kasus aktif adalah pasien yang masih terkonfirmasi positif virus corona dan menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.

Catatan Kompas.com, angka Covid-19 pada pekan ini meningkat jika dibandingkan dengan tujuh hari sebelumnya.

Pekan lalu, rata-rata kasus Covid-19 tidak melampaui angka 1.000 dalam sehari, yaitu pada 16 Januari kasus harian bertambah 855, kemudian menurun pada 17 Januari menjadi 772.

Lima hari berikutnya, kasus Covid-19 terus meningkat yaitu pada periode 18-22 Januari dengan jumlah kasus dalam sehari yaitu 1.362, 1.745, 2.116, 2.604, dan 3.205.

Baca juga: UPDATE 29 Januari: Kasus Baru Covid-19 Tersebar di 33 Provinsi, Tertinggi di Jakarta 5.765 Kasus Baru

Sementara pada pekan ini, kasus Covid-19 terus merangkak naik dengan rata-rata kasus 6.000, yaitu pada 23 Januari kasus harian bertambah 2.925, kemudian semakin meningkat pada 24 Januari menjadi 2.927.

Kasus harian Covid-19 semakin meningkat dalam lima hari berikutnya yaitu pada periode 25-29 Januari yaitu 4.878, 7.010, 8.077, 9.905 dan 11.588.

Jangan anggap remeh flu

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap remeh apabila sedang mengalami flu.

Ketua Pokja Infeksi PDPI Erlina Burhan mengatakan, flu memiliki gejala yang sangat mirip dengan Covid-19 akibat varian Omicron, seperti pilek atau hidung tersumbat disertai batuk dan badan lemas.

"Jadi memang mirip-mirip dengan influenza tapi ada juga tambahannya nyeri kepala dan badannya lemas, ini mirip banget dengan flu. Oleh sebab itu, untuk kondisi Omicron yang sudah mulai marak ini, jangan terlalu menganggap enteng flu," kata Erlina dalam acara diskusi yang digelar MNC Trijaya, Sabtu.

Erlina mengatakan, masih banyak orang yang menganggap enteng gejala tersebut sebagai flu atau pilek biasa, padahal jika ternyata positif Omicron dapat menularkan kepada banyak orang.

Baca juga: UPDATE 29 Januari: Ada 711 Kasus Baru Covid-19 di Kota Tangerang, 21 Pasien Sembuh

Menurut Erlina, kasus Omicron yang terdeteksi saat ini hanyalah sebagian kecil.

Selain itu, ia menilai, masih banyak orang yang enggan memeriksakan diri karena menganggap gejala yang mereka rasakan adalah flu biasa.

"Pasien-pasien yang flu, terutama yang nyeri tenggorokan atau sakit tenggorokan, itu saya sarankan untuk pemeriksaan PCR dan terbukti biasanya positif dan biasanya ini yang Omicron," ujarnya.

Erlina menekankan, pemeriksaan harus dilakukan untuk memberi kepastian terkait penyakit yang dialami serta agar tidak menularkan kepada orang lain, khususnya keluarga terdekat.

Kurangi aktivitas yang tidak perlu

Presiden Joko Widodo meminta masyarakat tetap tenang menghadapi kenaikan kasus Covid-19 akibat varian Omicron.

Namun, Jokowi juga meminta seluruh pihak disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Saya minta bapak, ibu, saudara-saudara sekalian tetap tenang, tidak panik, laksanakan selalu protokol kesehatan, kurangi aktivitas yang tidak perlu," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (28/1/2022).

Menurut Jokowi, eskalasi kasus Covid-19 masih akan terjadi dalam beberapa minggu ke depan.

Baca juga: Jokowi Ajak Pasien Covid-19 Bergejala Ringan Manfaatkan Telemedisin

Ia mengatakan, belajar dari lonjakan varian Omicron yang sudah lebih dulu terjadi di berbagai negara, pemerintah sudah melakukan banyak persiapan.

Misalnya, telah dilakukan perbaikan berbagai sarana dan prasarana fasilitas kesehatan yang disesuaikan dengan karakter varian Omicron.

Jokowi mengatakan, salah satu yang kini menjadi fokus pemerintah yakni menyediakan layanan kesehatan melalui aplikasi atau telemedicine.

Ia mengatakan, tidak semua kasus Omicron membutuhkan layanan langsung karena gejalanya tidak membahayakan.

"Yang paling penting meminimalkan kontak, ini akan mencegah penyebaran yang lebih luas," ujar Jokowi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Video Ancaman KKB Tembak Pilot Susi Air sebagai Dampak Operasi Psikologis Pemerintah

Pengamat Sebut Video Ancaman KKB Tembak Pilot Susi Air sebagai Dampak Operasi Psikologis Pemerintah

Nasional
Paspor 8 WNI Korban Perusahaan 'Online Scam' di Laos Sudah Dikembalikan

Paspor 8 WNI Korban Perusahaan "Online Scam" di Laos Sudah Dikembalikan

Nasional
Soal Informasi MK Putuskan Proporsional Tertutup, Anggota DPR Singgung Kewenangan 'Budgeting'

Soal Informasi MK Putuskan Proporsional Tertutup, Anggota DPR Singgung Kewenangan "Budgeting"

Nasional
Jokowi Disebut Harap Presiden Selanjutnya Lakukan Percepatan dan Bukan Perubahan

Jokowi Disebut Harap Presiden Selanjutnya Lakukan Percepatan dan Bukan Perubahan

Nasional
BPDPKS Gelar Audiensi dengan Gapki, Bahas Riset dan Pengembangan Industri Kelapa Sawit

BPDPKS Gelar Audiensi dengan Gapki, Bahas Riset dan Pengembangan Industri Kelapa Sawit

Nasional
Kejagung Periksa Pejabat Antam dan Bea Cukai Terkait Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Periksa Pejabat Antam dan Bea Cukai Terkait Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
Wapres Sebut Prestasi Olahraga Indonesia Meningkat, tapi Belum Puas

Wapres Sebut Prestasi Olahraga Indonesia Meningkat, tapi Belum Puas

Nasional
Tolak Jelaskan Pemberhentian Endar Priantoro ke Ombudsman, KPK: Itu Wewenang PTUN

Tolak Jelaskan Pemberhentian Endar Priantoro ke Ombudsman, KPK: Itu Wewenang PTUN

Nasional
Jokowi Harap Presiden Setelahnya Kejar Target Indonesia Jadi Negara Maju

Jokowi Harap Presiden Setelahnya Kejar Target Indonesia Jadi Negara Maju

Nasional
Cawe-cawe Jokowi Disebut Demi Kelanjutan Program Strategis Nasional

Cawe-cawe Jokowi Disebut Demi Kelanjutan Program Strategis Nasional

Nasional
Janji Jokowi Cawe-cawe Jelang Pemilu Tanpa Kerahkan Militer dan Polisi

Janji Jokowi Cawe-cawe Jelang Pemilu Tanpa Kerahkan Militer dan Polisi

Nasional
Pengacara Teddy Minahasa Nilai Sidang Etik Kliennya Terlalu Terburu-Buru

Pengacara Teddy Minahasa Nilai Sidang Etik Kliennya Terlalu Terburu-Buru

Nasional
Cerita Desainer Aulia Akbar Ciptakan Logo IKN, Terinspirasi Kebudayaan Indonesia

Cerita Desainer Aulia Akbar Ciptakan Logo IKN, Terinspirasi Kebudayaan Indonesia

Nasional
PKS Sebut Sandiaga Tak Masuk Kandidat Cawapres Anies

PKS Sebut Sandiaga Tak Masuk Kandidat Cawapres Anies

Nasional
Jokowi: Yang Milih Logo IKN Bukan Presiden, tapi Rakyat Indonesia

Jokowi: Yang Milih Logo IKN Bukan Presiden, tapi Rakyat Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com