Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Sekarang Sudah Tak Zamannya Lagi Kita Ekspor Bahan Mentah

Kompas.com - 29/01/2022, 15:48 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, sudah bukan saatnya lagi bagi Indonesia untuk mengekspor bahan mentah. Indonesia kini harus melanjutkan proses hilirisasi bahan mentah yang ada di dalam negeri.

"Saya kira sudah tidak zamannya lagi, yang sejak zaman VOC kita selalu mengirim, mengkspor barang mentah yang nilai tambahnya dinikmati negara lain," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam Rapat Kerja Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) 2022 di Bogor, Jawa Barat, yang ditayangkan secara virtual, Sabtu (29/1/2022).

"Dan kita sudah membuktikan dengan hilirisasi, nilai tambah di dalam negeri itu sangat besar," lanjut Presiden.

Baca juga: Jokowi: Dengan Risiko Apa Pun, Satu Per Satu Ekspor Bahan Mentah Akan Saya Setop

Karena itu, pertambangan minyak, gas, batubara, dan mineral harus melakukan hilirisasi di dalam negeri untuk memberikan nilai tambah yang besar bagi negara. Selain itu, hilirisasi bertujuan membuka lapangan kerja sekaligus menghemat devisa negara.

Jokowi memberikan contoh, penghentian ekspor nikel sejak 2015 sudah memberikan dampak signifikan dari sisi ekspor maupun neraca perdagangan. Ekspor besi yang merupakan salah satu hasil olahan nikel mencapai 20,9 miliar dolar AS pada 2021 atau diperkirakan meningkat Rp 300 triliun dari sebelumnya 1,1 miliar dolar AS pada 2014.

"Itu karena peningkatkaan nilai tambah di dalam negeri. Oleh sebab itu sudah sering saya sampaikan, tidak hanya nikel saja yang akan kita stop," ujar Jokowi.

"Tahun ini mungkin akan stop lagi bauksit, tahun depan stop tembaga, tahun depannya timah, stop lagi emas. Sehingga tidak ada namanya lagi ekspor bahan mentah," tegasnya.

Baca juga: Di Hadapan Tony Blair, Jokowi Tegaskan Tak Mau Ekspor Bahan Mentah

Pada tahun 2022, Jokowi memprediksi ekspor khusus nikel bisa mencapai 28-30 miliar dolar atau setara dengan Rp 400 triliun.

Jokowi menambahkan, hilirisasi juga harus dilakukan di sektor pertanian. Dia menekankan, petani harus kuat di off farm sehingga inovasi di sektor pertanian dan peternakan harus kuat.

"Tapi jangan berhenti di situ, pupuk, bibit dll. Kelompok tani dan peternak, koperasi tani dan peternak juga harus masuk ke ke hilir," kata Jokowi.

"Sekali lagi agar nilai tambah dinikmati petani karena keuntungan terbesar ada di off farm-nya dan tentu saja bisa membuka lapangan pekerjaan yang semakin banyak," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com