JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, ancaman kasus Covid-19 varian Omicron pada kelompok anak-anak sangat serius. Hal ini disebabkan vaksinasi dosis penuh pada kelompok anak masih rendah.
"Omicron ini sangat serius ancamannya pada anak karena banyak yang belum divaksinasi," kata Dicky saat dihubungi, Jumat (28/1/2022).
Dicky menuturkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 27 Januari 2022, vaksinasi dosis pertama pada anak usia 12-17 tahun mencapai 90,20 persen, sedangkan dosis kedua 69,99 persen.
Baca juga: Begini Gejala Ringan, Sedang, dan Berat Pasien Omicron
Namun, Kementerian Kesehatan tidak menampilkan data cakupan vaksinasi anak pada usia 6-11 tahun yang sudah dimulai sejak Desember 2021. Ia pun mendorong pemerintah mempercepat vaksinasi pada anak.
"Mengejar cakupan vaksinasi menjadi penting, termasuk pada anak. Karena anak ini juga ada yang masuk kriteria berisiko tinggi," ujarnya.
Selain itu, Dicky mengatakan, penting juga bagi orang-orang dewasa di sekitar anak mendapatkan vaksinasi dosis penuh.
Menurutnya, anak-anak yang dikelilingi orang dewasa yang telah menerima vaksin dosis lengkap lebih terlindungi.
"Orang-orang di sekitar anak jangan sampai belum ada yang divaksin lengkap. Kareba riset membuktikan, anak-anak yang orang dewasa di sekitarnya sudah vaksin, dia mendapatkan perlindungan secara tidak langsung," ucapnya.
Baca juga: Menkes Sebut Kapasitas WGS untuk Deteksi Omicron di RI Hanya Mampu Uji 2.000 Spesimen Sebulan
Dicky berharap pemerintah memperkuat inovasi untuk mempercepat pemberian vaksin pada anak. Selain itu, dia mendorong pemerintah melibatkan guru, tokoh agama, dan tokoh kesehatan untuk membangun kesadaran pada orangtua.
"Bicara vaksinasi anak, ada orangtua yang tidak mau. Nah, ini libatkan sekolah, guru, tokoh agama, tokoh kesehatan. Ada diskusi publik untuk memberikan pemahaman, sehingga terbangun kesadaran," tegasnya.
Sejumlah daerah, termasuk DKI Jakarta, masih memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen meski kasus Omicron terus menanjak. Belum ada kebijakan untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh secara online.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.