Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Ancaman Varian Omicron pada Anak Sangat Serius

Kompas.com - 28/01/2022, 16:10 WIB
Tsarina Maharani,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, ancaman kasus Covid-19 varian Omicron pada kelompok anak-anak sangat serius. Hal ini disebabkan vaksinasi dosis penuh pada kelompok anak masih rendah.

"Omicron ini sangat serius ancamannya pada anak karena banyak yang belum divaksinasi," kata Dicky saat dihubungi, Jumat (28/1/2022).

Dicky menuturkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 27 Januari 2022, vaksinasi dosis pertama pada anak usia 12-17 tahun mencapai 90,20 persen, sedangkan dosis kedua 69,99 persen.

Baca juga: Begini Gejala Ringan, Sedang, dan Berat Pasien Omicron

Namun, Kementerian Kesehatan tidak menampilkan data cakupan vaksinasi anak pada usia 6-11 tahun yang sudah dimulai sejak Desember 2021. Ia pun mendorong pemerintah mempercepat vaksinasi pada anak.

"Mengejar cakupan vaksinasi menjadi penting, termasuk pada anak. Karena anak ini juga ada yang masuk kriteria berisiko tinggi," ujarnya.

Selain itu, Dicky mengatakan, penting juga bagi orang-orang dewasa di sekitar anak mendapatkan vaksinasi dosis penuh.

Menurutnya, anak-anak yang dikelilingi orang dewasa yang telah menerima vaksin dosis lengkap lebih terlindungi.

"Orang-orang di sekitar anak jangan sampai belum ada yang divaksin lengkap. Kareba riset membuktikan, anak-anak yang orang dewasa di sekitarnya sudah vaksin, dia mendapatkan perlindungan secara tidak langsung," ucapnya.

Baca juga: Menkes Sebut Kapasitas WGS untuk Deteksi Omicron di RI Hanya Mampu Uji 2.000 Spesimen Sebulan

Dicky berharap pemerintah memperkuat inovasi untuk mempercepat pemberian vaksin pada anak. Selain itu, dia mendorong pemerintah melibatkan guru, tokoh agama, dan tokoh kesehatan untuk membangun kesadaran pada orangtua.

"Bicara vaksinasi anak, ada orangtua yang tidak mau. Nah, ini libatkan sekolah, guru, tokoh agama, tokoh kesehatan. Ada diskusi publik untuk memberikan pemahaman, sehingga terbangun kesadaran," tegasnya.

Sejumlah daerah, termasuk DKI Jakarta, masih memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen meski kasus Omicron terus menanjak. Belum ada kebijakan untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh secara online. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com