Usul itu bahkan sudah ia sampaikan sejak 10 hari lalu dengan melihat tren kasus Covid-19 yang mulai menanjak
"Saat ini saya kira perlu. Karena tren kasusnya sudah terlihat semakin meningkat. Dan satu dari kasus infeksi makin meningkat di tengah minimnya testing kita. Di tengah kapasitas 3T kita yang minim," kata Dicky seperti dikutip dari Kompas.id, 18 Januari 2022.
"Sehingga menurut saya untuk keamanan setidaknya sampai awal atau pertengahan Maret-lah kita lihat ini perlu online dulu," ujarnya.
Dicky merujuk pada negara-negara di belahan dunia lain yang juga terdampak ledakan Omicron dengan kapasitas deteksi kasus yang bagus. Di negara-negara tersebut, dampak pada anak terutama yang belum mendapat vaksinasi Covid-19 sangat serius, baik dari tingkat kematian, keterpakaian ruang ICU, serta hunian rumah sakit yang meningkat.
"Dan ini bicara bukan hanya jangka pendek tetapi juga jangka panjang sehingga saya kira ini keputusan yang betul-betul (harus) diambil dan dilihat juga untuk banyak daerah dan tentu ini bukan yang sifatnya permanen," katanya.
Kendati demikian, Dicky mengatakan untuk penutupan PTM sebaiknya didasarkan pada hasil asesmen resiko di masing-masing daerah.
"Sekali lagi ini tidak bisa digeneralisir di setiap daerah. Bagaimana hasil asesmen itu yang akhirnya memutuskan, ini lebih baik ditutup dulu nanti dibuka lagi sebulan kemudian atau masih ditunda seminggu lagi," ujar Dicky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.