Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes: Kapasitas RS di DKI 3.900 Tempat Tidur, jika Dimaksimalkan bisa 11.000

Kompas.com - 27/01/2022, 17:34 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memberikan penjelasan mengenai kapasitas keterisian atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit (RS) di DKI Jakarta yang sudah mencapai 45 persen pada Rabu, 26 Januari 2022.

Menurutnya meski tingkat keterisian RS di Jakarta terus meningkat masih ada tempat yang tersedia bagi pasien Covid-19.

"Khusus DKI Jakarta yang hari ini sempat ramai dibicarakan yang sudah ada masuk isolasi 1.700-1800-an (pasien) dari kapasitas RS yang terpasang (saat ini) sebanyak 3.900 tempat tidur," ujar Budi dalam keterangan pers secara virtual pada Kamis (27/11/2022).

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, BOR RS Rujukan di Kota Tangerang Naik Jadi 13 Persen

"Kemudian kapasitas (tempat tidur di RS rujukan) di DKI Jakarta maksimal 11.000 jadi masih ada room," lanjutnya.

Budi menjelaskan, ketersediaan kapasitas RS di Ibu Kota saat ini belum semuanya dikonversikan.

Sehingga apabila seluruhnya nanti dikonversikan sebanyak 11.000 tempat tidur bisa tersedia secara maksimal.

Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo mengatakan, keterisian tempat tidur atau BOR di rumah sakit di Jakarta mencapai 45 persen pada 26 Januari 2022.

Mayoritas pasien Covid-19 yang dirawat di RS diketahui tanpa gejala atau mengalami gejala ringan.

"Data per Rabu kemarin, BOR RS di Jakarta mencapai 45 persen. Dan KSP sudah mulai menerima laporan warga yang kesulitan mencari rumah sakit," kata Abraham dalam keterangan tertulisnya pada Kamis.

"Keterisian tempat tidur rumah sakit di Jakarta saat ini justru didominasi oleh pasien yang sifatnya bukan mendesak, atau tanpa gejala dan ringan," lanjutnya.

Baca juga: BOR RS di Jakarta Capai 45 Persen, Didominasi Pasien Covid-19 Tanpa Gejala

Padahal menurutnya masyarakat dan rumah sakit lebih mengutamakan pasien yang sakit berat, lansia, dan komorbid.

Sehingga Abraham mengimbau masyarakat yang terpapar Covid-19 varian Omicron tanpa gejala atau ringan lebih memanfaatkan telemedis dan melakukan isolasi mandiri (isoman).

"Masyarakat tidak perlu panik. Apalagi WHO menyebut varian Omicron lebih ringan ketimbang (varian) Delta. Yang penting waspada proposional," tutur Abraham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com