JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjelaskan alasan di balik usulan penjualan KRI Teluk Penyu 513 dan KRI Teluk Mandar 514 dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI, Kamis (27/1/2022).
Ia menyebutkan, sebelumnya TNI Angkatan Laut telah membentuk tim penelitian dan pencelaan terhadap 2 KRI tersebut.
Hasil penelitian itu, secara teknis, kondisi material kapal sudah tidak layak pakai karena terdapat sejumlah kerusakan, seperti perpipaan yang banyak keropos.
"Permesinan kelistrikan, peralatan navigasi komunikasi dan instrumen di anjungan sudah tidak bisa digunakan lagi," kata Prabowo dalam sidang.
Baca juga: Militer Indonesia Rangking 15 Dunia, Ini Sederet Alutsista Andalan TNI
"Kondisi platform juga tidak layak digunakan," lanjutnya.
KRI Teluk Penyu dan KRI Teluk Mandar merupakan kapal tua pabrikan Korea Selatan yang dibeli pada 1979 dengan harga sekitar Rp 121-122 miliar.
KSAL Laksamana Yudho Margono yang juga hadir dalam sidang, menyebutkan bahwa kondisi 2 KRI itu telah diistirahatkan sejak 4 tahun silam lantaran tak laik pakai.
"Anjungan juga dari badan kapal kondisinya memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk dioperasikan," ujar Yudho.
Ia juga berujar bahwa kedua kapal sudah tenggelam.
"Karena memang sudah tidak ada perawatan. Jadi begitu dikatakan kapal ini sudah dihapus atau diajukan penghapusan, kapal ini sudah tidak ada perawatan lagi dan personilnya juga akan ditarik," jelas Yudho.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Alutsista, Berikut Daftarnya di TNI AD, AU, dan AL
Yudho menambahkan, selain KRI Teluk Penyu dan KRI Teluk Mandar, ada pula KRI Teluk Sampit 515 yang badannya juga sudah tenggelam.
KRI Teluk Sampit juga diusulkan untuk dijual, kata dia. Sisanya, ada 19 KRI lain yang juga akan dihapus.
Usulan penjualan KRI Teluk Penyu dan Teluk Mandar telah disetujui oleh semua fraksi di Komisi I DPR RI.
Menurut catatan Prabowo, taksiran harga limit untuk penjualan KRI Teluk Penyu sebesar Rp 4,91 miliar, sedangkan KRI Teluk Mandar sebesar Rp 695 juta.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.