JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia dan Singapura merasa prihatin melihat perkembangan situasi di Myanmar.
Kedua negara sepakat mengenai pentingnya pelaksanaan lima poin konsensus yang sudah disetujui negara-negara ASEAN pada 2021.
“Kita sangat prihatin melihat perkembangan situasi di Myanmar. Indonesia dan Singapura memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya pelaksanaan Five-Point Consensus,” ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers bersama PM Singapura Lee Hsien Loong di Bintan, Kepulauan Riau, sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (25/1/2022).
Jokowi mengingatkan, konsensus yang dimaksud adalah kepusan pada tingkat tinggi ASEAN. Sehingga semua pihak harus menghormatinya.
Baca juga: Indonesia-Singapura Teken Perjanjian Ekstradisi, Cegah Tindak Pidana Lintas Negara
“Konsensus ini merupakan keputusan ASEAN pada tingkat tinggi dan harus dihormati oleh semua,” tegasnya.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi juga menekankan agar tidak ada diskriminasi dalam pemberian bantuan kemanusiaan bagi Myanmar.
Sebab keselamatan warga Myanmar perlu diutamakan.
“Kita sepakat bahwa keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar terus menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, bantuan kemanusiaan perlu terus didorong dan diberikan tanpa diskriminasi,” ujarnya.
Dalam pertemuannya dengan PM Singapura, Jokowi pun menekankan mengenai pentingnya penguatan kelembagaan ASEAN agar lebih tangguh dan mampu merespons berbagai tantangan baru di masa mendatang.
Dia menambahkan, Indonesia dan Singapura memiliki kesamaan pandangan mengenai pentingnya memperkuat kesatuan, cara kerja, dan kelembagaan ASEAN.
"Agar ASEAN siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan,” katanya.
Sementara itu PM Lee mengatakan, tak ada perkembangan signifikan terkait penerapan lima konsensus yang sudah ditetapkan sejak April 2021 di Jakarta.
Singapura, kata dia, berkomitmen membantu Myanmar untuk mencapai kestabilan dengan mendorong penerapan lima konsensus tersebut.
"Singapura berkomitmen mendukung kelanjutan implementasi lima konsensus," ujar Lee.
Adapun pada 24 April 2021, para pemimpin dan perwakilan negara-negara ASEAN telah selesai menggelar ASEN Leaders Meeting (ALM) atau Konferensi Tingkat Tinggi yang membahas solusi bagi krisis politik di Myanmar.
Dalam pertemuan di Jakarta itu para pemimpin ASEAN telah mencapai lima kesepakatan bersama.
Kesepakatan tersebut disampaikan Ketua ASEAN, Sultan Hassanal Bolkiah dalam keterangan tertulis kepada media massa.
"Mengenai situasi di Myanmar, para pemimpin mencapai konsensus sebagai berikut, pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya," ujar Sultan Hassan.
Kedua, para pemimpin sepakat agar diadakan dialog konstruktif di antara semua pihak yang berkepentingan di Myanmar.
Dialog itu perlu segera dimulai untuk mencari solusi damai bagi kepentingan rakyat.
Baca juga: RI-Singapura Teken Kerja Sama Investasi Senilai 9,2 Miliar Dollar AS
Ketiga, para pemimpin sepakat mengirimkan utusan khusus Ketua ASEAN yang akan memfasilitasi mediasi dan proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.
Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Myanmar melalui AHA Centre.
Kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.