Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Pemilu Serentak dan Persoalan Rasionalitas Pemilih

Kompas.com - 24/01/2022, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Meskipun demikian, hampir setengah responden (47,4 persen) menyatakan bahwa praktik pemberian atau janji pemberian uang atau imbalan material lain banyak terjadi.

Sekitar 28,1 persen dan 29,7 persen responden bahkan mengaku bahwa mereka secara pribadi, keluarganya atau komunitasnya pernah mengalaminya.

Yang lebih memprihatinkan, hampir 47 persen responden menyatakan politik uang sebagai sesuatu yang wajar (LIPI, 2019).

Salah satu kelompok yang mungkin diuntungkan dengan model kampanye berbasis pertukaran klientelisme ini adalah caleg petahana.

Dengan fasilitasi resmi Negara melalui dana reses dan sebagainya serta akses terhadap sumber daya lain, termasuk alokasi program di dapil yang diperoleh dari mitra kerja DPR, pada caleg petahana mempunyai keuntungan dalam membangun hubungan dengan konstituen/pemilih.

Dari data yang diolah penulis, sebanyak 88 persen dari 558 anggota DPR maju kembali dalam Pemilu 2019.

Sebanyak 60,3 persen di antaranya berhasil terpilih kembali (Ichwanuddin, 2020). Angka keterpilihan calon petahana ini naik signifikan dari pemilu sebelumnya.

Angkanya akan semakin naik jika tidak ada perubahan struktur pilihan yang lebih rasional bagi pemilih.

Penataan menyeluruh sistem pemilu

Pemilu serentak lima kotak pada Pemilu 2019 tidak mampu mewujudkan tujuan pokok dari diselenggarakannya pemilu serentak.

Selain efek ekor jas yang tidak bekerja, politik uang juga tetap atau bahkan semakin marak.

Masifnya pertukaran klientelistik ini menunjukkan tidak tercapainya apa yang disebut dalam Penjelasan Umum UU Pemilu sebagai kompetisi yang sehat dan partisipatif.

Karena itu, pembuat undang-undang perlu mempertimbangkan untuk mengambil langkah kongkret untuk melalukan perubahan terkait sistem pemilu ke depan.

Tentu saja perubahan yang diperlukan tidak hanya terkait dengan pilihan model keserentakan pemilu, tetapi juga menyangkut berbagai instrumen sistem pemilu lainnya yang terbukti saling menghambat.

Tanpa evaluasi yang menyeluruh, perubahan keserentakan pemilu hanya akan berakhir pada utak-atik teknis semata.

Sementara substansi perubahan—terutama dalam hal menegakkan rasionalitas pemilih—akan sulit diwujudkan.

Wawan Ichwanuddin, Peneliti pada Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

Nasional
Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Nasional
Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Nasional
Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Nasional
Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Tanpa Melupakan Catatan di MK

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Tanpa Melupakan Catatan di MK

Nasional
Jokowi Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih

Jokowi Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

Nasional
Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

Nasional
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Nasional
Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

Nasional
Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta, Akan Hadir

Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta, Akan Hadir

Nasional
Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

Nasional
Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Nasional
Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

Nasional
PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com