Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HUT Ke-75 Megawati, Pramono Anung: Politik Ibu Ketum Jangka Panjang, Tidak Grasa-grusu

Kompas.com - 23/01/2022, 16:20 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Pramono Anung mengungkapkan bahwa Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memiliki ciri khas dalam berpolitik.

Adapun politik yang menjadi ciri khas Megawati adalah politik jangka panjang.

"Politik Ibu Ketum itu kan politik yang jangka panjang dan selalu tenang. Tidak grasa-grusu, tidak gopoh-gopoh, tidak berubah," kata Pramono dalam acara Sikap Hidup Merawat Pertiwi di akun Youtube PDI Perjuangan, Minggu (23/1/2022).

Adapun hal tersebut disampaikan Pramono saat menjadi narasumber dalam acara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-75 Megawati pada hari ini.

Baca juga: Ini Hadiah yang Diberikan Kader PDI-P Saat Ulang Tahun Megawati

Sekretaris Kabinet (Seskab) itu menuturkan, gaya politik Megawati itulah yang terus diajarkan ke seluruh kader PDI Perjuangan.

Tak hanya dirinya, mantan Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo juga disebut diajarkan hal yang sama. Begitu juga Sekretaris Jenderal PDI-P saat ini, Hasto Kristiyanto.

Mengenai politik jangka panjang, Pramono menjelaskan bahwa hal itu menjadi sesuatu yang sudah diputuskan sampai kapanpun dan akan dijalankan kader.

"Itu bagi kita yang menjadi Sekjen, menjadi pembantu beliau, itu akan sangat gampang bisa menangkap apa yang menjadi keinginan," jelasnya.

Selain itu, Pramono menuturkan bahwa Megawati juga mengajarkan kepada kadernya untuk selalu taat konstitusi.

Dia bercerita bagaimana pada 2005, ketika Megawati sudah tak menjadi presiden.

Baca juga: Megawati yang Kembali Merasa Sumatera Barat Kini Berbeda....

Saat itu, kata Pramono, Megawati marah lantaran ada kader PDI-P yang hendak mengajukan interupsi di tengah-tengah Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan nota keuangan pada sidang tahunan 17 Agustus.

"Ibu marah sekali. Marah dan memberikan perintah, waktu itu saya masih Sekjen. 'Siapapun yang melakukan interupsi kepada Presiden saya akan pecat pada saat itu juga'. Kenapa itu dilakukan, karena beliau menjaga marwah konstitusi," cerita dia.

Menurut dia, Megawati berpandangan bahwa tidak tepat menyampaikan interupsi di situasi tersebut.

Ia pun mengingatkan para kadernya meski berada di luar kekuasaan saat itu, tetap harus menghormati konstitusi yang ada.

"Jadi, kita boleh berbeda pendapat, kita boleh bersebrangan tetapi kita harus taat, patuh, tunduk pada konstitusi. Itu menjadi hal yang diajarkan Bu Mega," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com