Cantiasa banyak bergelut dalam operasi pertempuran di daerah konflik. Selain di Papua, ia pernah ikut pertempuran di Timor Timur hingga Aceh.
Memiliki sejumlah keahlian spesialis seperti gultor dan intel analisis, Cantiasa banyak dipercaya bertugas hingga ke luar negeri. Mulai dari Australia, Kamboja, Korea Selatan, Perancis, hingga Jerman.
Nyoman Cantiasa pun pernah menjadi komandan di Batalyon 811 atau Aksi Khusus (Aksus). Ia kemudian menduduki kursi komandan Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus).
Berbagai prestasi yang ditorehkan Cantiasa membuatnya sampai pada pucuk tertinggi Kopassus. Ia dipercaya menjadi Danjen Kopassus pada tahun 2019 hingga akhirnya dipromosi sebagai Pangdam Kasuari di tahun 2020.
Baca juga: Saat Panglima Andika Memastikan Pangkostrad Baru Jenderal TNI Bintang Dua..
Nama Mayjen I Nyoman Cantiasa sempat menjadi sorotan tahun lalu. Alasannya karena ia menunjukkan kemarahan saat anak buahnya gugur setelah diserang oleh kelompok separatis Papua.
Sebanyak 4 prajurit TNI yang bertugas di Pos Persiapan Koramil Kisor, Distrik Maybrat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, gugur setelah diserang sekitar 50 orang, Kamis (2/9/2021).
Cantiasa menyatakan, para pelaku adalah Kelompok Separatis Teroris (KST) yang ingin mengacaukan situasi keamanan. Dengan tegas ia memastikan, aparat akan tegas apa saja yang berusaha melawan.
"Saya sudah memerintahkan kepada Dankoops Korem 181 untuk melakukan pengejaran," kata Cantiasa, saat itu.
Baca juga: Mayjen Maruli Simanjuntak, Menantu Luhut yang Dinilai Punya Kans Jadi Pangkostrad
Mantan Kasdam Cenderawasih itu berang akibat ulah KST yang terus menyerang aparat keamanan di Papua.
Cantiasa lalu mengungkapkan kemarahannya sambil berjanji akan menghancurkan KST. Ia juga berjanji terus menjaga keamanan warga bumi cenderawasih tersebut.
"Kalau dia berani gebrak meja, kita harus hancurkan dia," ucap Cantiasa, sambil menggebrak meja.
"Saya selaku Pangdam Kasuari, akan menjamin keamanan wilayah Provinsi Papua Barat," lanjut dia.