Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Kontroversi Arteria Dahlan: Minta Kajati Berbahasa Sunda Dicopot hingga Dipanggil "Yang Terhormat"

Kompas.com - 20/01/2022, 05:25 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

"Eh, jangan tunjuk-tunjuk," balas Wasniar bersamaan dengan Arteria.

Perselisihan keduanya pun memanas hingga ibunda Arteria menyebut Anggiat tak punya sopan santun sama sekali. Anggiat membalasnya dengan kata-kata yang tidak sopan.

"Kamu kok ngata-ngatain gila sih? Kamu yang gila," ucap perempuan itu.

Baca juga: Lima Mobil di DPR Berpelat Mirip Polisi, Mabes Sebut Salah Satunya Milik Arteria Dahlan

Dalam video itu, Arteria nampak mempertanyakan siapa orang tua Anggiat. Ia juga berulang kali menyebut akan memperpanjang urusan tersebut.

Benar saja, tak lama setelahnya kedua pihak membuat laporan ke kepolisian. Baik pihak Arteria maupun Anggiat sama-sama mengaku tersinggung atas perkataan satu sama lain.

Namun demikian, perseteruan tersebut berakhir damai setelah Anggiat meminta maaf ke Arteria dan ibundanya. Permintaan maaf itu disampaikan Anggiat langsung di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (25/11/2021).

Dalam pertemuan itu, Anggiat bersalaman serta mencium tangan Arteria dan Wasniar sambil menangis.

2. Minta penegak hukum tak dikenakan OTT

Pada November lalu, pernyataan Arteria juga sempat menuai kontroversi. Ia menyatakan bahwa polisi, jaksa, dan hakim semestinya tidak bisa ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK.

Arteria beralasan, ketiganya merupakan simbol negara dalam penegakan hukum.

Baca juga: Polda Metro Gencar Tindak Mobil Berplat Khusus RF, DPR Siap Backup

OTT selama ini juga dinilai membuat gaduh dan menyebabkan rasa saling tidak percaya antarlembaga. Oleh karenanya, menurut Arteria, OTT hendaknya tidak dimaknai sebagai satu-satunya cara melakukan penegakan hukum.

"Sebaiknya aparat penegak hukum, polisi, hakim, jaksa, KPK, itu tidak usah dilakukan instrumen OTT terhadap mereka. Alasannya pertama mereka ini adalah simbolisasi negara di bidang penegakan hukum, mereka simbol-simbol, jadi marwah kehormatan harus dijaga," kata Arteria saat dihubungi, Jumat (19/11/2021).

Pernyataan Arteria itu langsung dihujani kritik yang bahkan datang dari pimpinan Komisi III sendiri.

3. Sebut Emil Salim Sesat

Pada 2019 lalu, sikap Arteria juga menuai kritik publik. Dalam acara Mata Najwa yang ditayangkan Trans 7 pada 9 Oktober 2019, ia berdebat dengan ekonom senior Emil Salim.

Dalam perdebatan itu, Arteria berulang kali menuding Emil sesat karena Menteri Lingkungan Hidup era Presiden Soeharto itu menyebut bahwa KPK menyampaikan laporan pertanggungjawaban setiap tahun. Bahkan, tudingan itu dilemparkan Arteria sembari menunjuk-nunjuk Emil.

"Tidak ada, Prof. Prof sesat nih," kata Arteria sambil menunjuk-nunjuk Emil.

Baca juga: Pimpinan DPR Minta Pemerintah Konsisten, Proyek Ibu Kota Tak Bebani APBN

Halaman:


Terkini Lainnya

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com