Ryamizard Ryacudu merupakan tokoh yang memprakarsai program Bela Negara saat menjadi Menhan. Program Bela Negara milik Kemenhan itu merupakan program pelatihan untuk kader peserta program agar memahami nilai-nilai bela negara.
Dikutip dari KOMPAS.com, Timbul Siahaan yang pada tahun 2015 menjabat sebagai Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemenhan menjelaskan, program bela negara adalah respons Kementerian Pertahanan dalam mewujudkan program revolusi mental yang digagas Presiden Jokowi.
Melalui program ini, diharapkan masyarakat dapat diberikan kesadaran akan konsep bela negara yang terdiri dari nilai-nilai cinta tanah air, rela berkorban, dan yakin dengan ideologi Pancasila.
Baca juga: Serah Terima Jabatan Menhan, Ini Harapan Ryamizard kepada Prabowo
Kemenhan membagi program Bela Negara menjadi tiga kategori, yaitu kader pembina, kader bela negara, dan kader muda. Ketiga kategori tersebut dibedakan dari waktu pelatihan yang disesuaikan dengan target capaian masing-masing peserta program.
"Intinya kami ingin membangun karakter bangsa yang cinta tanah air. Bagaimana perwujudannya, ya seperti Pancasila, butir-butirnya ada 36, kemudian nilai nya bisa banyak sekali. Jadi Itu yang kami coba bangun," ujar Timbul Siahaan, saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (16/10/2015).
Kemenhan bahkan menjalin kerja sama pelaksanaan program Bela Negara dengan sejumlah kementerian, organisasi masyarakat sipil, komunitas, BUMN dan organisasi penyedia sarana prasarana kegiatan bela negara.
Kerja sama tersebut bertujuan untuk memperluas sasaran program bela negara di kalangan masyarakat, dari mulai anak-anak hingga narapidana.
Baca juga: Ryamizard dan Janji Prajuritnya di Tengah Dugaan Kerugian Negara Pengadaan Satelit
Program bela negara, kata Ryamizard, bukan sekadar hak dan kewajiban konstitusional warga negara, melainkan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan yang telah menganugerahi keberagaman.
Ia mengatakan, kerja sama yang dijalin dengan berbagai unsur masyarakat tersebut ingin menunjukkan bahwa program bela negara tidak hanya menjadi ruang lingkup TNI. Program bela negara juga disebut menjadi landasan bagi masyarakat untuk menghadapi dinamika ancaman global.
"Bela negara bukan hanya domain TNI, bukan hanya angkat senjata, tapi juga sesuai domain dan profesi masing-masing. Kesadaran bela negara dan cinta tanah air merupakan landasan kehidupan berbangsa dan bernegara untuk menghadapi dinamika ancaman global saat ini," ungkap Ryamizard, (21/6/2017).
Ryamizard pun mendorong program bela negara untuk masuk ke lingkungan perguruan tinggi. Program bela negara sendiri sempat menuai pro-kontra di kalangan masyarakat.