Perluasan isu tersebut disebabkan karena ancaman tidak lagi hanya ditujukan kepada kedaulatan negara, tetapi juga terhadap keamanan individu, seperti terorisme, cyber crime, human trafficking atau bahkan people smuggling.
Baca juga: Soal Human Trafficking Gadis 17 Tahun di Makassar, Hendak Dijadikan PSK dan Kabur dari Wisma
Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi serta aksi, baik secara regional maupun global untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut. Dalam hal ini, peran pemuda dalam memelihara perdamaian di dunia sangat tinggi.
Pemuda saat ini atau yang kerap disebut sebagai generasi milenial tidak hanya sebagai generasi penerus bangsa, tetapi juga sebagai aset perdamaian bagi sebuah bangsa.
Di tengah arus globalisasi serta kemudahan untuk berkomunikasi, pemuda diklaim menempati posisi sebagai agen perubahan. Pemuda dirasa menjadi sosok yang tepat untuk menggaungkan nilai-nilai perdamaian di dunia.
Pada kesempatan tersebut, Humanitarian Affairs Analyst UN OCHA Titi Moektijasih menambahkan, pemuda adalah kaum yang akan mampu mencegah kekejaman kemanusiaan dan mendorong perdamaian dunia.
Baca juga: Babak Belur Belajar Kemanusiaan
“Terlebih iklim perubahan dunia saat ini sangat tinggi, begitu juga tingginya kasus-kasus kemanusiaan di dunia,” ucapnya.
Sementara itu, Dosen HI UI Shofwan Al Banna menjelaskan, bahwa aktivis kemanusiaan juga harus menjadi ilmuwan politik.
“Sebab, banyak kasus emergensi secara bertahap menciptakan masalah ekonomi dan akan berdampak pada isu kemanusiaan,” ujarnya kepada para peserta.
Di samping itu, Dosen Politik UPN Veteran Jakarta Sri Lestari Wahyuningroem mengatakan, kasus-kasus kemanusiaan atau hak asasi manusia (HAM) tak bisa dilepaskan dengan dilema para pencari suaka di setiap negara.